Hadiah Terindah
Jika kemarin cerita-cerita kalian adalah cerita yang paling dinanti, mungkin ceritaku adalah cerita yang paling tidak dinanti. Cerita seorang yang gagal. Hahahahha ngapain sih bercerita toh sudah gagal. Tak masalah karena kadang-kadang gagal juga patut diceritakan. Diceritakan untuk siapa? Untuk diri sendiri, untuk senantiasa ingat kebaikan orang-orang yang tulus.
21 September 2020, hari kekalahan saya, kekalahan yang saya rayakan dengan air mata bahagia. Walaupun saya gagal memperoleh apa yang saya impikan, tetapi saya tetap bersyukur. Kupikir meraih apa yang saya impikan tahun ini menjadi hadiah terindah saya di Ulang tahun saya, tetapi ternyata bukan. Perjuanganku sudah terbaik versiku, doaku sudah maksimal versiku, begitupun doa-doa orang yang menyayangiku dengan tulus, tetapi Allah belum kasih ini sebagai hadiah terindah. Kecewa gak?? Sedih Gak?? kecewa tidak, karena saya sudah berusaha semaksimal mungkin, jadi saya tidak kecewa, soal sedih yah manusiawi kali yah, tapi gak lama. Kenapa? Karena saya percaya bahwa ada hadiah yang lebih baik lagi yang Tuhan siapkan untuk saya kelak. Banyak yang nanya, kenapa bisa? Jawabannya sederhana, belum rezeki dan belum takdir. Balasku, kadang hanya bisa kirim voice note karena telunjuk capek ngetik. Tapi itu adalah bentuk dan bukti ketulusan kalian.
Akhirnya saya sampai pada satu point bahwa impian saya bukan hadiah terindah di 30 September-ku, tetapi ternyata ada yang jauh lebih indah yang Tuhan kasih kepada saya dalam moment ini. Sahabat. Saya tidak pernah menyangka akan mendapatkan hadiah terindah ini. Terbentang dari Timur ke Barat, ternyata Tuhan pilihkan orang-orang pilihanNya untukku. Menolongku tanpa mengenal pamrih, menolongku dengan besar hati, dengan lapang dada, saling mensupport satu sama lain, dan saling mendoakan satu sama lain tanpa mempermasalahkan perbedaan kita dalam mengimani Tuhan. 6 orang asing yang hanya berkenalan melalui Telegram, dari grup jabatan yang kita lamar, akhirnya lanjut ke WA, ke Instagram dan Facebook. Dari Sumatera, dari Jawa, dari Maluku menggambarkan Indonesai yang kaya. Marko dan Novita dari Medan, sama2 saling rival, dan pada akhirnya Marko legowo dengan kemenangan Novita. Mbak Laras yang merantau ke Aceh, tetapi asli Wong Jowo. Mas Dayyus Temannya Mbak Laras yang membingungkan aku dengan bahasa jawa percakapannya Mbak Laras. Adek bungsuku si Rifai yang bikin saya jleb setiap dia ngomong di grup, yang chatnya bikin saya gak sanggup gak nangis, akhirnya saya menangis menumpahkan semua air mata yang selama ini terbendung. Si iting dari Timur yang nama aslinya agak jelas, taunya Cuma sagu tumbu atau mudin, si Iting yang baik hati pakai banget.
1, Marko M Chibro
Abang Marko |
2. Novita Sari Sinambela.
Kiki sang Dark Horse |
3. Laras Sukmawati
Mbak Laras dengan Sulung Jagoannya |
Mahmud yang luar biasa inspiratif ceritanya, keren sampai saya geleng-geleng kepala membaca perjuangannya untuk sampai di puncak impian. Gagal berkali-kali pernah membuatnya mulai menyerah, tetapi karena permintaan ibunda tercintanya, akhirnya dia mengenyahkan keraguannya untuk memulai berjuang kembali walaupun di tanah rantau, di ujung barat negeri, Aceh. Gagal di kampung halamannya, di Semarang membawanya menemukan kesuksesannya di tanah rantau. Kamu keren mbak, menjadi mamah muda bukan halangan bagimu untuk melaju menuju puncak tertinggi, kamu orang baik mbak, doa-doamu yang mendoakan orang lain adalah senjata bagimu untuk menaklukkan jalan terjal menuju puncak impian. Semoga mbak Laras kelak jadi ASN yang amanah, dan pure mengabdi untuk Negara, semoga anak-anaknya tunbuh jadi anak yang berbakti bagi kedua orang tuanya, membanggakan dan menjadi penghafal Qur’an. Matur Suwun sangat mbak, maafkan saya belum bisa memberikan yang terbaik untuk diri saya dan orang-orang yang tulus menyayangiku.
4. Dayyus Assegaf
Mas Dayyus lagi pacaran sama Mbak Ina |
Mas-mas Jawa, yang saya peres-peresin di Telegram, tetapi berhenti begitu saja. Takdir Allah tak bisa dilawan, jika memang sudah takdir bahwa kita akan bersahabat, bagaimanapun akan menemukan caranya. Saya peserta paling junior walaupun umur paling tuir dalam asuhanmu Adindaku Dayyus, dan saya pula yang terakhir ujian, dan saya pula yang tidak lulus. Hahaha. Menjadi mentor yang paling semangat berbagi, paling semangat sharing, dan paling getol dalam mendoakan kami. Tetapi lagi-lagi bahwa takdir takterlawan, di Lauhul Mahfudz sudah tertulis semuanya dan part ini ternyata tidak tercantum disana. Tidak ada yang sia-sia, saya mempercayainya itu Mas, walaupun gagal dimata 80% orang, tetapi saya merasa menang atas ego saya. Memenangkan ego untuk tak berkata seandainya, memenangkan ego untuk tak mengumpat, dan memenangkan ego untuk senantiasa berpikiran positif serta berbaik sangka pada ketentuan Tuhan. Adindaku Mas Dayyus, semoga disegerakan kamu jadi papah yang baik, jadi suami idaman yang membuat mbak Ina selalu cantik tanpa membutuhkan cermin. Adindaku, doakan masmu senantiasa istiqamah. Matur suwun mas e, maafkan anak asuhanmu, mungkin karena factor u, sehingga nangkepnya kurang, nyampai. Maafkan sekali lagi.
5. Dimas Harris Rifai
Bungsu yang super membanggakan |
Bungsuku, yang baru seperempat abad tetapi paling getol didoakan supaya bertemu jodoh. Hahahha, Jodoh gak usah buru-buru dek, akan ada saatnya, apalagi kalo sudah jadi PNS, mantu idaman ibu-ibu. Jadi jodoh gak usah so rushing, selow aja biar datang sendiri di waktu yang tepat. Si bungsu yang paling hebat, malam ujiannya ngechat karena katanya gak focus, tapi pas keluar nilai dia juara 1. Saya nangis melihat skormu dek hari itu. Kamu membuat saya bangga, dan saat itu pula saya berdoa semoga saya juga bisa, tetapi ternyata doaku belum di acc oleh Sang Maha Sutradara Hidup. Dan tadi kedua kalinya kamu membuat sesuatu yang terbendung tak lagi bisa terbendung, sesuatu yang teredam tak lagi bisa teredam, akhirnya mengalir dan bergemuruh dalam sebuah tangis haru, terharu karena punya kalian, terharu karena Tuhan maha baik mengirimkan kalian ke saya. Bungsuku Fai, mengenalmu, serasa punya adik sendiri. Keinginan yang tidak pernah terwujud, punya adik. Kata2mu yang membuatku ngakak, sampai yang membuatku tertunduk. Mulai dari buta sampai tidak galau yang kau tiru dari saya, persis rasanya kayak adik yang mengikuti kata-kata kakaknya. Dan kamu telah berhasil menjadi bungsu yang baik, yang memmbanggakan kakakmu, meskipun pada akhirnya kakamu bukanlah kakak yang bisa membuatmu bangga juga. Nanti kalau sudah berduit, bahagiakan dulu orang tuamu, sembari menabung untuk jalan-jalan. Indonesia keren sayang, semakin timur semakin mahal, semakin timur, laut semakin jernih, semakin timur semakin manis senyuman, semakin timur semakin sederhana cara untuk bahagia.semakin timur semakin banyak pelajaran tentang hidup, semakin timur semakin kamu mengerti tentang indahnya toleransi, semakin timur semakin asyik musiknya buat jogged dipantai. Dan semakin timur pasir pantai semakin putih. Bungsuku. Tarimo kasih, maaf belum bisa jadi kakak yang baik yang membuatmu bangga.
6. Sagu Tumbu
Nyong Ambon yang senyumnya bikin janda meleleh |
Yang tak jelas siapa nama lengkapnya, Nyong Ambon yang gokil parah kebaikannya. Yang selalu ngomong solver, serasa saya kembali ke zaman mahasiswa, serasa lagi ngospek. Yang langsung klop karena katanya kita sama-sama anak zolver. Orang timur itu selalu mebuatku terpukau, mata orang-orang timur itu serasa teduh jika melihatnya, serasa liat telaga yang airnya jernih dan tenang, apalagi senyumnya orang Timur asli membius. Perpaduan antara kulit eksotis, sorotan mata yang meneduhkan, rambut ikal yang pirang alami membuat orang-orang timur selalu memukau. Diperparah dengan keramahan dan kebaikannya, ah orang Timur selalu keren, termasuk kamu kakak Sagu. Kayaknya kamu yang paling down melihat saya gagal, hahahaha. Santai. Nikmati. Menuju puncak impian, setiap orang memiliki jalannya sendiri, perjalanan kita sama-sama berlanjut, meski saya tak berjalan beriringan dengan kalian, tetapi doaku ikut berjalan bersama kalian. Bahagia kalian adalah bahagiaku, melihat kalian sampai dipuncak impian bangganya tak bisa diukur. Bukan rezekiku berjalan bersama kalian, mungkin karena saya penikmat laut, dan penggila pantai sehingga belum tertakdir untuk mengabdi di kabupaten tanpa laut ini. Kebayang punya rumah kayak rumahmu, yang 4 langkah doang ke laut. Kebayang setiap hari dengar deburan ombak, setiap makan, makannya ikan laut yang segar. Kebayang setiap hari liat sunset, liat ikan-ikan kecil bermain menari di halaman rumah. Adik zolverku, tunggu aku di Bumi Rempah, kota kelahiran para seniman music keren Indonesia. Jadi guide saya yah kalao saya main ke Ambon. Kamu tak perlu mengurangi kebahagiaanmu hanya karena saya tak bersamamu. Saya masih berproses, berproses untuk sampai puncak impian. Dangke ade’, beta minta maaf, tra bisa berjalan beriringan bersama kalian. Tapi ingat doa dan semangatku berjalan beriringan bersama kalian.
Untukmu abangku Marko, perjuangan kita tidak sia-sia, nikmati saja. Tuhan punya rencana lain untuk kita. Kelak suatu hari kita berdua akan meng o panjang maksud dari kegagalan ini, karena suatu peristiwa akan mengantarkan kita menuju peristiwa lainnya. Mengantarkan kita untuk menyingkap tabir demi tabir sehingga menyingkap misteri hidup yang penuh dengan o dan ternyata.
Untuk Mbak Laras, Kiki, Dayyus, Mudin dan bungsuku Fai, selamat. Selamat menjadi ASN. Jadilah ASN yang amanah, mengabdi untuk Negara demi kemajuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Mauliate Godang, Tarimo Kasih, Matur Suwun dan Dangke. Salam hangat dan cinta dari seorang Achi. Berharap silaturahmi kita bisa tetap terjaga, meskipun kelak kalian sudah sibuk berdinas masing-masing. Jangan bosan atau marah kalau saya kadang-kadang men-chat kalian bertanya kabar, jangan menganggap saya alay atau lebai kalau saya memanggil kalian sayang, sayang tidak musti panggilan untuk lawan jenis yang saling memiliki ketertarikan. Tetapi memanggil kalian sayang adalah bukti cinta dari saya kepada kalian, manusia-manusia pilihan Tuhan yang tak terduga datang memberi warna pada kanvas perjalanan hidupku. Kelak jika kalian sudah berpakaian rapi dikantor masing-masing, duduk tampan dan anggun dibelakang meja kerja masing-masing, sesekali bagilah kebahagiaan kalian di sosial media biar saya bisa tahu dan bercerita kepada orang disamping saya tentang kalian. Kelak jika chat-chatan tak lagi intens, lalu saya tiba-mengechat kalian, bacalah sejenak, jika tak bisa membalasnya karena kalian sibuk, setidaknya kalian tidak mengumpat “ih apasih”, atau “Ih kenapasih”, atau “dia lagi-dia lagi”, karena dengan mengechat kalian itu berarti saya ingat kalian dan saat itupula ada sebait doa untuk kalian. Jujur saya nangis ngetik part ini. Bukan karena sedih karena gagal, tapi lebih karena saya takut kehilangan kalian. Saya tidak tahu kenapa, tetapi semakin rajin ngebolang, semakin saya gampang terharu, semakin gampang tersentuh, apalagi jika bertemu dengan orang-orang baik dan tulus.
Terima kasih Tuhan atas hadiah terindahMu,
Terima kasih untuk kalian, siapapun yang membaca cerita ini sampai pada kalimat ini, cerita dari orang gagal tetapi masih pede bercerita. TUHAN MEMBERKATI.