Air Terjun Parangloe : The Hidden Paradise
Akhir pekan merupakan salah satu hal
yang sanagta dinantikan oleh semua orang, baik yang pelajar, mahasiswa,
karyawan ataupun bos-bos yang berdasi. Mengunjungi lokasi air terjun
merupakan salah satu hal yang menarik, apalagi jika perginya bersama teman-teman
atau sahabat terdekat. membayangkan pemandangan yang hijau, segarnya udara dan
suara gemericik air yang berjatuhan merupakan sensasi yang sangat menarik,
membayangkannya saja sudah menakjubkan, apalagi jika menyaksikan langsung di
depan mata.
Berbicara mengenai air terjun, orang-orang di Makassar dan
sekitarnya sudah tidak asing lagi dengan air terjun Bantimurung yang terletak
di Kabupaten Maros Sulawesi Selatan, menghabiskan waktu tempuh kurang lebih
sejam untuk mencapainya dari kota Makassar. Namun ada satu Air Terjun dari
sekian banyak air terjun yang ada di Sulawesi Selatan, bernama Air Terjun
Parangloe, yang mana belum terlalu diketahui oleh khalayak ramai.
Hari itu saya mengajak 7 orang teman saya untuk kesana,
bersama Aswan, Amir, Wawan, Abhy, Mely, Fachry, dan Echa saya siap untuk
mengeksplore Kabupaten Gowa, tepatnya di Air Terjun Parangloe. Air Terjun
Parangloe terletak di Desa Parangloe, Kecamatan Parangloe, Kabupaten Gowa,
Sulawesi Selatan. Penamaanya mungkin karena disesuaikan dengan nama Desa tempat
Air Terjun berada. Tetapi terkadang orang menyebutnya dengan nama Air Terjun
Bantimurung II, saya tidak tahu pasti kenapa, karena karakteristik air terjun
Parangloe sangat berbeda dengan Air Terjun Bantimurung, saya pernah membaca
sebuah tulisan, bahwa Air Terjun parangloe bermuara ke Air Terjun Bantimurung
yang ada di Kabupaten Maros, mungkin ini ada kaitannya.
Untuk Sampai di lokasi Air Tejun Parangloe bisa di tempuh
melalui 2 jalur yaitu jalur poros Makassar - Malino via Kota Sungguminasa (
Ibukota Kabupaten Gowa) atau melalui jalur poros Makassar - Malino via Samata
Pattallassang. Karena kami berdelapan belum ada yang pernah pergi ke Air Terjun
Parangloe, Maka sebelum kita start, kita googling maps dulu, dari sini
kita dapat informasi, bahwa jika via kota Sungguminasa, waktu tempuh sekitaran
kurang lebih 2jam, sedangkan kalau melalui jalur Samata Pattallassang waktu
tempuh tidak cukup 2 jam, sekitaran 1 jam setengah. setelah berembuk,
akhirnya kita jadinya mengambil jalur via Samata Pattallassang. Perjalanan pun
dimulai start dari rumahnya Aswan di sekitaran Vetran Selatan.
Wawan
yang mmenyetir dan di sampingnya ditemani oleh teman kami yang paling
cantik, Mely (Maklum dia sendiri cewek yang ikut. hahahhahah). dengang mengandalkan Google
Map kami berdelapan berangkat. sejam setelah perjalanan tepatnya sekitaran
daerah Pattallassang, kami menemukan jalanan menanjak, jalanannya rusak parah,
dan apesnya mobil tidak bisa menanjak dengan muatannya yang penuh. daripada
terus-terusan mundur, ada baiknya kami turun sebagian, saya, Amir dan Sabri
memutuskan untuk turun berjalan kaki. mobilpun sedikit demi sedikit bisa
berjalan, sekitaran 20 meteran kami mendaki dengan kemiringan sekitar 45
derajat. perjalananpun kami lanjutkan menuju poros Malino,
Menemukan lokasi Air terjun ini bagi kami yang masih awam,
merupakan suatu hal yang lumayan susah, memngingat disekitaran lokasi tidak ada
tanda-tanda yang mengindikasikan jika di daerah sekitar ada surga kecil dari
Tuhan. setelah melewati daerah kawasan Bendungan Bili-Bili, mungkin sudah
hampir stengah jam memacu, si Fahri bilang kalau kita sudah dekat ke Malino,
dalam artian ini kami tersesat. hahahahahaha, dengan saling menertawakan, Wawan
memacu mobil dengan kecepatan rendah, mencari warga yang bisa ditempati untuk
bertanya, Tidak lama kami menemukan sebuah warung, setelah saling tunjuk
untuk singgah bertanya, akhirnya saya dan Fahry yang turun, dengan sedikit
bubuhan bahasa Makassar, kami berdua bertanya. dan ternyata betul kami sudah
sangat jauh melewati jalur masuk lokasi air terjun Parangloe. pesan saya,
jika baru pertama kali kesini, ada baiknya singgah bertanya di daerah sekitaran
10 KM setelah Bendungan Bili-Bili. dari Ibu yang baik hati ini kami mendapatkan
informasi jika kami harus memutar arah atau kembali lagi sampai kami
mendapatkan kantor PT INHUTANI, disitu kami disuruh bertanya lagi. dalam hal
ini kami tersesat sejauh kurang lebih 5KM, tetapi tersesat itu indah kawan.
Apalagi jika tersesat di belantara hati wanita cantik,, hahahhahaha (Intermezo).
dari seorang informan, kami ditunjukkan jalan, setelah berterima kasih, kamipun
melanjutkan perjalanan, Wawan menyalakan weser kanan, (kalau dari Makassar
pakai weser kiri) sekitar 100 meter menyusuri jalan sempit yang lumayan
tergenang, (habis hujan semalam) di samping PT INHUTANI, terlihat beberapa
motor yang diparkir, Wawan pun memutuskan memarkir mobil. setelah turun kami
melapor ke petugas yang ada di PT Inhutani, tanpa panjang lebar kami
mengutarakan maksud kami untuk diantar menuju air terjun. Maka kami berdelapan
ditemani 2 guide siap berjalan kaki menuju lokasi Air Terjun Parangloe. kata
bapak yang mengantar (lupa ditanya siapa namanya) perjalanan kurang lebih 2 KM,
dengan kondisi medan yang menanjak di tengah hutan produksi PT Inhutani.
bersama petugas PT INHUTANI di tengah Hutan.
|
Perjalanan pun di mulai, disambut dengan jalanan yang
berbatu tetapi agak becek, kata bapak kita potong kompas saja supaya lebih
dekat, akhirnya kami diarahkan menuju jalan setapak yang lumayan licin dan
mendaki, dengan hati-hati kami berjalan. Ngos-ngosan pun tak terelakkan, kami
berjalan sudah hampir 10 menit, kami sudah masuk pada jalur perjalanan pada
umumnya, sekitaran 5 menit berjalan di jalanan berbatu di tengah hutan produksi
PT Inhutani, kami dipepet oleh serombongan komunitas pencinta mobil offroad
dari Makassar, dengan saling menyapa senyum, mereka pun lewat, sekitaran 10
mobil lebih. perjalanan yang meleahkan lumayan terhibur oleh suara burung yang
bersahutan. tidak jauh berjalan kami sampai disekitar tanah lapang, di sini
terdapat papan pengumuman yang bertuliskan beberapa himbauan.
papan pengumuman yang berisi beberapa
himbauan
|
Prasasti untuk mengenang korban yang
meninggal
|
Perjalanan
dilanjutkan dengan mengambil arah ke kiri, sekitar 10 meter kami disambut oleh
sebuah prasasti, artinya di tempat ini pernah jatuh korban. Medan semakin
terjal, kami menyusuri jalan setapak yang licin dan menurun dengan kmiringan
30-60 derajat. dari sini gemuruh air terjun sudah kedengaran, perjalanan
masih ada sekitar 100 meter. setelah berjalan air terjun pun sudah mulai
kelihatan. Kecantikannya membayar lunas smua kelelahan sebelumnya. jalan semakin
licin rasa penasaran dan ingin cepat sampai di dekat air terjun semakin
menggebu. ngos-ngosan tak menjadi penghalang, dengan hati-hati kami berjalan.
Kami pun menemukan prasasti kedua. setelah sampai pas dihadapan air terjun,
saya hanya bisa diam, seolah semua kata lumpuh untuk menjabarkan keindahan Air
Terjun Parangloe.
Air Terjun Parangloe dengan keindahannya yang mempesona |
Air terjun Parangloe, keindahan maha sempurna dari Sang Pencipta
|
Keindahan Air Terjun Parangloe didukung oleh air terjunnya
yang bertingkat-tingkat, dengan lapisan batu yang tersusun secara alami sekitar
20 meter. Sumber Airnya berasal dari sebuah sungai dengan lebar sekitaran
belasan meter. Debitnya lumayan deras, apalagi jika musim hujan. Pemandangan
yang menakjubkan mseolah-olah mebuai kita dan mengajak kita berlama-lama untuk
disini, jepret sana dan sini, merupakan aktivitas paling menarik.
Grufie dengan latar belakang Air Terjun Parangloe
|
Karena hari ini yang akan kita rindukan
|
Nah disinilah pentingnya kita membaca papan pengumuman
yang terpajang setinggi 3 meter sebelum masuk di lokasi Air Terjun Parangloe.
Selain itu ada baiknya kita melapor kepetugas PT Inhutani jika ingin memasuki
kawasan Air Terjun Parangloe. Jika perlu minta tolong pada petugas untuk
diantar, mereka tidak mematok tarif tertentu. Karena merekalah yang lebih paham
mengenai situasi dan kondisi disini.
Tak cukup kata untuk mengungkapkan kepuasan kami
|
Foto Bersama dengan latar Air Terjun
Parangloe sebelum pulang
Echa, Mely, Amir, Saya, Sabri, Fachry dan Aswan
yang motoin Wawan
|
NB : Tulisan ini sebagai catatan perjalanan saya bersama teman-teman di Air Terjun Parangloe, pada tanggal 06 April 2014.
__ achyie sabang__
Makassar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar