Kamis, 19 Mei 2011

untuk TA

Pemanfaatan. Kayu gufasa biasa dimanfaatkan sebagai bahan konstruksi rumah, kapal dan perkakas rumah tangga seperti mangkok dan piring. Ekspor kayu dalam jumlah cukup besar berasal dari Sulawesi, Papua Nugini dan Pulau Solomon, terutama ke Jepang.
Untunglah pohon gofasa dengan nama latin Vitex cofassus ini bukan termasuk tumbuhan langka dan tidak termasuk dalam Redlist IUCN. Di beberapa tempat sepeerti di Bulukumba, Sulawesi Selatan, pohon gupasa ditanam dalam hutan rakyat.
Klasifikasi ilmiah: Kerajaan: Plantae; Divisi: Magnoliophyta; Kelas: Magnoliopsida; Ordo: Lamiales; Famili: Verbenaceae; Genus: Vitex; Spesies: Vitex cofassus Reinw. ex Blum
http://alamendah.wordpress.com/2011/05/15/pohon-gofasa-gupasa-atau-kayu-biti-vitex-cofassus/

perahu phinisi dibuat dari kayu bitti - sejenis kayu endemis di daerah itu, yang tumbuh di atas batu karang sehingga menghasilkan kayu yang keras dan rapat. Kayu bitti ada dua macam. Bitti betina (berumah dua) dan bitti jantan. Bitti betina menghasilkan papan lurus dan lebar. Bitti jantan lebih bagus digunakan untuk membuat lunas perahu karena ben-tuknya membengkok sehingga perajin tidak perlu membengkokkan kayu.http://www.bataviase.co.id/node/613397

Kayu untuk membuat perahu yang terbaik adalah kayu bitti (Vitek cofassus). Kayu ini tumbuh di atas batu karang sehingga menghasilkan kayu yang keras dan rapat.Kayu bitti ada 2 macam yakni bitti betina (bitti berumah dua) dan bitti jantan. Bitti betina menghasilakn papan lurus dan lebar. Bitti jantan lebih bagus digunakan untuk membuas lunas perahu karena bengkok, dan perajin tidak perlu membengkokkan kayu.
Perajin juga menggunakan kayu ulin dan jati (Tectona grandis). Untuk memperkuat (merekat) hubungan antar papan digunakan getah pohon barruk. celah papan ditutup dengan dempul yang berupa campuran kapur dan minyak kelapa yang diaduk selama 12 jam. Menurut ceritera phinisi telah di buat 700 tahun lalu.
http://bahari7.blogspot.com/2009/06/perahu-phinisi.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar