Jumat, 09 Februari 2018

Sombori, Surga di Timur Sulawesi

Hampir setahun setelah menyelesaikan trip di Sombori dan Labengki, kadang jika bertemu dengan beberapa orang baru masih hadir beberapa pertanyaaan, yang kurang lebih seperti di bawah ini.

Sombori itu apa dan dimana?
Sombori, mendengar namanya disebut, mungkin sebagian orang masih bertanya, “tempat apa itu?” atau bahkan “dimana itu tempat?”. Yah wajar jika ada yang bertanya demikian, karena maklum tempat ini masih sangat baru. Namanya kini baru mulai diperbincangkan oleh beberapa traveler. Bahkan beberapa traveler yang lumayan besar namanya di dunia sosmed belum pernah berkunjung ke Sombori, dan Sombori masih masuk dalam daftar destinasi selanjutnya yang akan mereka kunjungi. Sombori merupakan nama gugusan pulau-pulau kecil yang ada di sebelah timur Kabupaten Morowali, Provinsi Sulawesi Tengah. Sombori merupakan pulau-pulau dengan topografi bukit karts. Salah satu pulau utama di Sombori, dihuni oleh masyarakat suku Bajo. Di pulau tersebut, di pesisir baratnya, Suku Bajo mendirikan perkampungan. Kebanyakan rumah-rumah mereka di atas laut, dipinggir pulau. Profesi mereka rata-rata sebagai nelayan, dan sebagian berprofesi sebagai pedagang baik menyalurkan hasil laut para nelayan ke kota ataupun menyalurkan kebutuhan para nelayan dari kota.

Perkampungan Suku Bajo di salah satu pulau di Sombori
Bagaimana cara jika ingin ke Sombori?
Untuk perjalanan menuju ke Sombori, ada beberapa rute, tetapi rute tercepat dan mayoritas ditempuh adalah dari Kota Kendari, Sulawesi Tenggara. Jangan bertanya, apakah ada kapal regular yang melayani penumpang dari Kendari ke Sombori, karena jawabannya tidak ada. Jadi jika ingin berkunjung ke Labengki, sebaiknya rombongan, atau kalau tidak mau repot bisa ikut open trip, karena yah seperti itu, tidak ada kapal penumpang. Biasanya kapal motor yang akan menuju ke Sombori berlabuh di Dermaga Pantai Biru atau Dermaga Kessi Lampe, di Kota Kendari.
Dermaga Kessi Lampe
Dari Dermaga Kessi Lampe perjalanan memakan waktu tempuh sekitar 6-7 jam, tergantung cuaca. Jika cuaca bersahabat dan laut tenang, perjalanan biasanya kurang lebih 6 jam. Sebelum sampai ke Sombori, biasanya kapal atau rombongan open trip, singgah sejenak di Pulau Labengki. Leader atau Guide singgah untuk melapor kepada tuan rumah yang akan dijadikan tempat nginap jika di Labengki. 


Perjalanan menuju Sombori menggunakan kapal motor
Tiba di Sombori

Apa hubungan antara Sombori dan Labengki?
Perairan Labengki
Sombori dan Labengki, ibarat dua sisi mata uang yang tak terpisahkan, berkunjung ke Sombori tetapi tidak singgah di Labengki, sangat sayang, begitupun sebaliknya. Para pelaku open trip di Sulawesi Tenggara biasanya menjadikan dua lokasi ini sebagai satu rangkaian trip. Jadi Sombori dan Labengki itu ibarat saudara kembar yang tak terpisahkan satu sama lain.
Melewati Selat Labengki

Mengapa mesti ke Sombori?
Sombori bisa menjadi penawar rasa penat di benak anda, ketika sudah bosan dengan rutinitas sehari-hari dan butuh semangat baru. Sombori adalah jawaban bagi anda yang sudah bosan dengan suasana di Bali, Jogja, Lombok, Makassar ataupun Bandung.
Teras rumah dan pekarangannya
Bagi kamu yang pecinta pantai dan laut, Sombori adalah surga. Di Sombori, hanya ada beberapa perahu nelayan yang lalu lalang mencari ikan, tak ada kata macet, tak ada lampu lalu lintas yang memperlambat perjalanan, tak ada yang berjalan tergesa-gesa dan terburu-buru karena takut terlambat. Di Sombori tak ada rasa khawatir liburan akan terganggu oleh adanya telpon, sms, atau chat dari bos ataupun teman kantor yang membahas masalah kerjaan, karena di Sombori jaringan susah, nelpon aja susah, apalagi internet. Di Sombori, walaupun kamu datang sebagai orang asing, tetapi warganya akan tetap menyapa dan menyambut dengan senyum hangat yang tulus. Di sana tak ada lagu “Surat Cinta Untuk Starla”, “Asal Kau Bahagia” ataupun “Akad”, yang ada hanya nyanyian suara alam, suara serangga yang bercengkrama dengan alam, suara deburan ombak yang berkejaran menuju pantai. Jadi tunggu apalagi untuk main ke Sombori dan Labengki?
Sudah mirip dengan warga lokal kan?

Lalu jika ke Sombori ada apa saja?
Di Sombori ada beberapa destinasi yang wajib dikunjungi, Goa Allo, Goa Berlian, Pantai Pasir Putih, Dan Pulau Kayangan View Raja Ampat.

·       GOA MATA ALLO
Abaikan 3 orang yang sibuk bergosip
Terletak di salah satu pulau yang tak jauh dari Pulau Sombori, kurang lebih 15 menit dari pulau Sombori. Menuju pulau ini, harus ditemani oleh orang yang terbiasa atau setidaknya hafal lokasi goa ini, Karena tidak ada tanda apapun yang menandakan lokasi goa ini, kecuali tanda alami yang hanya orang terbiasa yang tahu tanda itu. Secara sekilas mulut goa ini tidak kelihatan, harus diperhatikan secara baik-baik, bahkan guide local harus meminta kepada kapten kapal untuk berlayar agak dekat ke pesisir pulau untuk memastikan lokasi mulut goa. Dan betul, mulut goa baru kelihatan samar, ketika perahu sudah mendekat. Mulut goa tersamar oleh rimbunnya pepohonan di sekitaran mulut goa.
3 Bidadari lagi mandi di dalam Goa
Mulut goa menghadap langsung ke laut, bahkan perahu bisa masuk kedalam mulut goa. Waktu terbaik untuk mengunjungi goa ini adalah pada saat tengah hari, karena pada saat itu, mentari lagi bersinar terik, sehingga memberikan penerangan alami ke dalam goa. Sayang pada saat kunjungan saya, hari sudah menjelang sore, sehingga pencahayaan yang masuk ke dalam goa sudah agak kurang, namun tak mengurangi keindahan goa ini. Penamaan goa ini saya tidak tahu asal usulnya, karena tidak ada nara sumber yang memadai yang bisa saya tempati untuk mencari informasi. Goa Mata Allo selain menawarkan keindahan khas goa, yaitu stalaktit dan stalakmit, juga memiliki nilai plus, dimana terdapat terowongan yang mungking panjangnya sekitaran 15 meter, terowongan ini menghubungkan mulut goa yang satu, tempat kami masuk, dengan mulut goa yang lainnya.
Bidadarinya kehilangan sayap, terbawa arus
Dan uniknya, di dalam terowongan ini pengunjung bisa berenang sepuasnya tanpa takut terkena sengatan sinar matahari.
Pisssss
Terbayangkan betapa segarnya berenang di bawah terowongan ini jika matahari di luar mulut goa lagi teriknya. Soal urusan bayar berapa untuk masuk goa ini, jangan khawatir, gratis, tidak dipungut bayaran sepersen pun.
Di mulut goa yang lain
Goa ini belum dikelola, mungkin karena letaknya di pulau tak berpenghuni, sehingga dibiarkan begitu saja, tetapi goa ini tetap berish kok, tidak ada aksi vandalism ataupun sampah yang berserakan, kecuali sampah alam yang terbawa langsung oleh ombak.  Mengenai keindahan lainnya silakan lihat foto saya.

  ·       GOA BERLIAN
Pose Bahagia
Goa ini berdekatan dengan Goa Mata Allo, saya kurang paham, apakah goa ini satu pulau dengan Goa Mata Allo. Sama dengan Goa Mata Allo, Goa Berlian bagusnya didatangi pada saat tengah hari, dimana matahari dengan semangat memberikan sinar terbaiknya. Sehingga sinar matahari bisa menerobos masuk ke goa melalui celah-celahnya. Tetapi kami berkunjung ke Goa ini sudah hampir maghrib, jadilah tak banyak yang bisa kami nikmati di goa ini. Stalaktit dan Stalakmitnya akan lebih menunjukkan pesona keindahannya jika kami datang pada saat yang tepat. Jika Goa Mata Allo memiliki keindahan lebih karena terowongannya yang bisa ditempati untuk berenang, disini di Goa Berlian memeliki kelebihan dengan stalaktit dan stalakmitnyaa yang putih seperti berlian. Kebayang keindahannya jika stalktit dan stalkmit ini terkena sinar matahari, pasti akan memantulkan cahaya bak kristal.
Bidadari Squad
Di dalam Goa Berlian, ada satu bidadari yang teritinggal di Mata Allo

·       PANTAI PASIR PUTIH
Pantainya sepi dan sunyi
Pasirnya lembut
Nah pantai ini adalah salah satu spot terbaik untuk menikmati matahari terbit di Sombori, berlokasi sekitar 15 menit dari Pulau Sombori. Untuk menikmati matahari terbit di pantai ini, kita harus datang sebelum pukul 06.00 pagi. Menunggu matahari terbit sambil menikmati hangatnya air laut di pagi buta akan membuat syaraf-syaraf menjadi rileks. Pasir putih nan lembut akan memanjakan kaki siapapun yang menjejakinya. Bersihnya pantai ini sebagai bukti bahwa masih jarang anak zaman now yang berkunjung ke pantai ini. Dan itu sudah cukup menjelaskan bahwa pantai ini masih virgin.
Sunrise yang kesiangan
Waktu saya dan rombongan datang, pantai ini sangat sepi, tak ada satupun manusia di pantai ini. Kami hanya berpapasan dengan beberapa nelayan yang sedang mencari ikan di tengah laut ketika perjalanan menuju pantai ini. Ada rasa senang jika melambaikan tangan kepada mereka, lalu mereka membalas lambaian kami sambil tersenyum. Apayah rasanya, kalau disuruh menjabarkan rasanya susah, biarkan hati yang merasakan sensasinya. Sama halnya ketika kita ngompol, hanya kita yang tahu rasa hangatnya. Hahahahaha.
Bidadari yang lagi mencari sayapnya
Di pantai ini, kita bisa menikmati warna-warna alam yang akan membuat mata segar, hijaunya pepohonan di sekitaran pantai sebagai pelengkap indahnya pantai ini. Birunya langit berpadu dengan birunya laut membuat pecinta pantai semakin jatuh cinta dengan pantai ini. Pasir putih yang halus, pantai yang landai, membuat siapa saja betah bermain air disekitaran pantai ini. Satu kata untuk pantai ini, SEMPURNA.
SEMPURNA
Bidadarinya terdampar di sini, setelah terbawa arus dari Goa Mata Allo
·       PULAU KAYANGAN
OH MY GOD
Destinasi pamungkas yang akan membuat siapapun yang datang ke tempat ini berdecak kagum. Jika pulau pada biasanya berupa daratan pasir di tengah laut, nah pulau ini berbeda. Pulau Kayangan merupakan salah satu pulau berbukit karts yang ada di sekitar Pulau Sombori.
Thankz Lord
Umumnya bahkan hampir semua pulau di gugusan kepulauan ini merupakan pulau berbukit karts. Bukitnya tidak terlalu tinggi, mungkin hanya sekitaran 50 meter, tetapi butuh perjuangan ekstra untuk sampai ke puncaknya. Tajamnya karts dan terjalnya bukit membuat jalur menuju puncak tergolong ekstrim. Jalur yang biasa ditempuh untuk menapaki puncak terletak di sebelah barat pulau. Itupun jalurnya tidak jelas, mesti ada leader yang harus mencari jalur mana yang tidak terlalu tajam kartsnya, batu atau dahan mana yang bisa dan tidak bisa diinjak. Menapaki puncaknya memang terasa berat, tetapi jika sudah sampai di puncaknya, semua perjuangan terbayar. Rasa lelah akan terbayar dengan indahnya pemandangan dari puncak.
Ya Tuhaaan, Indah Banget
Gugusan kepulaun karts di sisi barat pulau menjadi objek utama view di puncak Pulau Kayangan. Segarnya angin yang berhembus membawa terbang keringat secara perlahan. Perairan dangkal dengan dasar laut yang berupa pasir putih menghasilkan kombinasi warna hijau tosca, membuat siapa saja akan merasa betah di Puncak Kayangan. Tidak usah terlalu terburu-buru untuk turun jika sudah sampai di puncak, nikmati hembusan angin sepoi-sepoi, resapi segarnya udara, biarkan keringat menguap terbawa angin, biarkan otak terefresh dengan indahnya ciptaan Tuhan. Jika sudah lupa akan kerasnya perjuangan untuk sampai puncak, silakan memikirkan jalur turunnya, karena ternyata jalur turun lebih mengerikan daripada saat menanjak.
Indonesia Juara di hatiku
Ada jalur potong kompas yang cepat dan lumayan ringan sedikit dibanding jalur menanjak awal, tetapi jika sampai di ujung jalur, kita harus lompat dari ketinggian 1,5 meter. Lumayan memacu adrenalin, apalagi jika salah menjejakkan kaki pada saat lompat, bisa-bisa jatug di batu karang yang tajam. Intinya jika ingin ke Puncak Kayangan, harus menggunakan perlengkapan yang memadai, minimal sandal gunung, jangan memakai celana jeans panjang karena akan memperlambat proses penanjakan, ada baiknya memakai topi, di atas panas.
Finally, KAYANGANNNNN
Waktu terbaik datang ke Kayangan, pada saat mentari bersinar terik, sehingga gradasi warna laut, jelas kelihatan.
Bidadari tiba di kayangan, tulisan selesai
Pakai baju warna kontras dengan warna laut agar foto yang terekam semakin cetar membahana. Jangan takut dan tak perlu khawatir akan pengorbanan untuk Ke Kayangan, karena semuanya akan terbayar lunas dengan pemandangan, pengalaman, cerita dan rasa bahagia yang hanya bisa kita rasakan di dalam hati.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar