Karakteristik
Getaran Pada Beberapa Bahan Kayu
Beberapa pengujian telah dilakukan untuk mengetahui
karakteristik dari beberapa jenis kayu. Hal ini sebagai langkah awal untuk
dapat menggantikan elemen yang terbuat dari bahan logam. Pengujian terhadap
beberapa jenis kayu lain sebagia bahan pembanding telah cukup banyak dilakukan
dan dari hasil pengujian tersebut didapatkan sifat-sifat yang berbeda-beda.
Berikut akan dituliskan beberapa hasil pengujian terhadap bahan lain utamanya
bahan dari kayu yantg berbeda yang dapat digunakan sebagai bahan perbandingan
terhadap bahan kayu yang diuji pada pengujian ini.
1.
Kayu
Eboni
Eboni (Diospyros celebica) merupakan salah satu jenis kayu dari family Ebonaceae dan merupakan jenis kayu
mewah. Kayu Eboni dikenal juga sebagai kayu hitam karena memiliki teras kayu
berwarna hitam dengan garis-garis merah coklat. Sejak dahulu, kayu Eboni banyak
digemari orang karena memiliki tekstur kayu yang halus dan merata, dengan teras
kayunya yang indah dan sangat awet.
Eboni
(Diaspyros celebica) merupakan salah
satu jenis flora endemik yang ada di pulau Sulawesi, dengan daerah penyebaran
di Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Selatan. Saat ini diperkirakan
penyebaran habitat Eboni paling selatan adalah di wilayah Maros (Sulawesi
Selatan), sedangkan bagian utara di daerah Tomini dan Toli-Toli (Sulawesi
Tengah). Jenis kayu Eboni biasanya tumbuh di punggung-punggung bukit sampai
ketinggian 700 meter di atas permukaan laut, dengan jenis tanah seperti: tanah
kapur, batu-batuan dangkal maupun tanah latosol. Pohonnya lurus dan tegak
dengan tinggi sampai dengan 40 meter. Diameter batang bagianbawah dapat
mencapai 1 meter, sering dengan banir (akar papan) besar. Kulit batangnya
beralur, mengelupas kecil-kecil dan berwarna coklat hitam. Pepagannya berwarna
coklat muda dan di bagian dalamnya berwarna putih kekuning-kuningan. (Martawirya A, Kartasujana I, Kadir K &
Prawira S A, 1989).
Kayu
eboni biasanya digunakan sebagai bahan meubel (meja, kursi, dll), patung,
ukiran, hiasan dinding, alat music, kayu lapis mewah seperti dibuat parket
yakni lembaran kayu berbentuk persegi yang juga disebut ubin kayu, karena
berfungsi sama seperti ubin/keramik lantai dan juga biasanya digunakan sebagai
bahanh utama dalam pembuatan komponen-komponen/elemen-elemen dari kapal laut
(perahu). Karakteristik kayu ini bila kita tinjau dari masalah getaran yakni:
Gaya Eksiter resonansi (Fres), besarnya gaya eksiter yang terjadi
pada saat resonansi adalah 0,9940 N. Frekuensi sudut resonansi 78,5 rad/s,
faktor peredam 0,0287, kekakuan gaya Eboni 19.506,26 N/m, m,assa balok 3,1645
kg. koefisien redaman kritis 496,9747 Ns/m, dan koefisien redaman sebesar
14,2445 Ns/m (Naharuddin,2005).
2.
Kayu
Ulin
Kayu ulin atau
kayu besi atau biasa disebut kayu bulian (Eusideroxillon
zwageri, family Lauraceae). Umumnya tinggi pohon dewasa
antara 30-35 m dan diameter batang antara 60-120 cm, berbanir sampai tinggi 4
m, lebar 10 m, dan tebal 15-40 cm, kulit luar berwarna coklat kemerah-merahan
samp[ai coklat tua. (Martawirya A,
Kartasujana I, Kadir k & Prawira S A, 1989).
Pada hutan alam,
Ulin bercampur dengan jenis kayu lainnya, oleh karenanya jika dibandingkan
dengan jenis kayu lainnya maka tinggi batangnya relative pendek. Pohon Ulin
(kayu besi) dapat dijumpai di kawasan hutan primer tua dan hutan campuran.
Daerah penyebaran Ulin di Indonesia tidak begitu luas, terdapat frekuensi kecil
di Sumatera Selatan yaitu Palembang, Jambi, Indra Giri, Bangka, Belitung,
seluruh daerah Kalimantan dan Tawi-Tawi di Philipina. Kalimantan Timur
merupakan daerah penyebaran Ulin dengan frekuensi terbesar.
Untuk
perdagangan setempat, kayu Ulin dapat berupa balok besar, balok tiang dengan
berbagai ukuran sesuai dengan kegunaannya, yaitu tiang menara, tiang listrik,
tiang telephon, papan lantai, papan dinding, pagar, sirap rumah dan kegunaan
lainnya. Di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur, Ulin banyak digunakan
untuk pagar.
Karakteristik
kayu ini bila kita tinjau dari masalah getaran yakni : Gaya Eksiter resonansi
(Fres), besarnya gaya eksiter yang terjadi pada saat resonansi
adalah 7,4340 N, Frekuensi sudut resonansi 214,6754 rad/s, Faktor peredam
0,0084313 kekakuan balok kayu Ulin 138.654,657 N/m, massa balok 3,0086 kg.
Koefisien redaman kritis 1.291,761 Ns/m dan koefisien redaman sebesar 10,9812
Ns/m (Bustamin & Farham, 2005).
3.
Kayu
Bayam
Ciri-ciri dari
kayu bayam ini hamper sama dengan cirri-ciri yang dimiliki oleh kayu ulin,
bahkan biasanya jika kita tidak mendapatkan kayu ulin maka kayu bayam yang
digunakan sebagai penggantinya. Kayu jenis ini sangat keras, tetapi tidak
memiliki penampilan (urat) yang indah. Batang pohon ini cukup tahan terhadap
serangan rayap dan penggerek batang, juga memiliki ketahanan terhadap perubahan
cuaca serta air laut. Di luar itu, banyak manfaat yang bias diperoleh dari kayu
bayam, diantaranya : kayu sebagai bahan baku konstruksi pada tiang-tiang,
pintu, jendela, dan sering pula digunakan sebagai rangka atap.
Karakteristik
kayu ini bila ditinjau dari masalah getaran yakni : Gaya Eksiter resonansi (Fres),
besarnya gaya eksiter yang terjadi pada saat resonansi adalah 6,3859 N, Frekuensi sudut resonansi
198,9675 rad/s, Faktor peredam 0,0078404, kekakuan balok kayu bayam 119.043,559
N/m, massa balok 3,0070 kg. Koefisien redaman kritis 1.196,6131Ns/m dan
koefisien redaman sebesar 9,3820Ns/m (Bustamin
& Farham, 2005).
4.
Kayu
Jati
Pohon jati (Tectona Grandis, family Verbenacea) adalah pohon yang berusia
panjang, batangnya lurus dan tinggi menjulang hingga sampai 45 m, diameternya
dapat mencapai 220 cm tetapi pada umumnya hanya berkisar 50 cm, kayunya keras,
berserat halus dan bertekstur agak kasar dan tidak merata. Tempat tumbuhnya
bisa dimana saja kecuali di tanah berawa, dareah penyebarannya di Indonesia
antara lain : seluruh Jawa, Sulawesi Selatan dan Tenggara, Maluku, Nusa
Tenggara Barat dan Lampung(Martawirya A,
Kartasujana I, Kadir K & Prawira S A, 1989).
Jati termasuk
jenis kayu yang keras dan awet. Selain itu tampilan uratnya juga begitu
menawan. Kayu jati termasuk jenis kayu keras yang bernilai tinggi dan sangat
diminati di dunia. Kayu jati Jawa terkenal sejak berabad yang lalu karena
kualitasnya. Kekuatan kayu, warna kecoklatan indah, serat yang unik dan ketahanannya
terhadap segala jenis cuaca tidak tertandingi oleh jenis kayu lain. Selain
tidak mudah patah akibat benturan dengan benda metal, kayu jati juga tidak
terlalu banyak membutuhkan perawatan.
Karena
ciri-cirinya tersebut, kayu jati banyak digunakan untuk bahan baku pintu,
rangka jendela, interior dan eksterior furniture, lantai atau flooring, ukuran,
dll. Bahkan di beberapa negara, kayu jati digunakan untuk decking kapal atau
yachts.
Karakteristik
kayu ini bila kita tinjau dari masalah getaran yakni : Gaya Eksiter resonansi
(Fres), besarnya gaya eksiter yang terjadi pada saat resonansi
adalah 5,7314 N, frekuensi sudut resonansi 188,4955 rad/s, Faktor peredam
0,0074007 kekakuan balok kayu jati 106.832,877 N/m, massa balok 3,0067 kg,
Koefisien redaman kritis 1.113,5323 Ns/m dan koefisien redaman sebesar 8,3889
Ns/m(Bustamin & Farham,2005).
5.
Kayu
Enau
Enau (Arenga
pinnata) termasuk jenis palma (famili Arecaceae),
berakar kuat dan menjalar ke mana-mana. Enau mempunyai banyak manfaat bagi
manuisia, antara lain: dapat menghasilkan nira sebagai bahan untuk pembuatan
gula aren, buahnya dapat digunakan untuk kolang-kaling, ijuk digunakan untuk
resapan air dan sapu.
Enau biasanya tumbuh dan berkembang biak dengan baik
di hutan-hutan dari wilayah Asia tropis, enau diketahui menyebar alami mulai
dari India Timur, disebelah barat hingga sejauh Malaysia, Indonesia dan
Philipina di sebelah timur. Di Indonesia, enau tumbuh liar atau ditanam, sampai
ketinggian 1.400 meter di atas permukaan laut (mdpl), biasanya di lereng-lereng
atau tebing sungai. Tingginya dapat mencapai 25 m. Berdiameter hingga 65 cm,
batang pokoknya kukuh dan pada bagian atas diselimuti oleh serabut berwarna
hitam yang dikenal sebagai ijuk.
Karakteristik kayu ini bila kita tinjau dari masalah
getaran yakni : Gaya eksiter resonansi (Fres), besarnya gaya eksiter
yang terjadi pada saat beresonansi adalah 0,5346 N, frekuensi sudut resonansi
52,333 rad/s, Faktor peredam 0,0437 kekakuan balok enau 8.300,1485 N/m, massa
balok 3,0306 kg, Koefisien redaman kritis 317,2033 Ns/m dan koefisien redaman
sebesar 13,8618(Agustinus Pasule,2005).
daftar pustaka (Bustamin & Farham,2005) mana ?
BalasHapus