Sabtu, 11 Februari 2012

Sifat-sifat Dari Kayu



   Sifat-sifat Dari Kayu

Bahan kayu telah banyak dikenal oleh semua orang, apalagi jika dikaitkan dengan penggunaan dan ketahanannya terhadap perlakuan dan cuaca. Kayu biasanya digunakan sebagai konstruksi bangunan (tiang, pintu, jendela, dll), bahan pembuat furniture (kursi, lemari, meja, dll) dan juga sebagai rangka dari beberapa elemen dari kapal laut (tiang, lantai, poros, bantalan, dll). Atas dasar itulah kayu ini dipandang dapat menggantikan beberapa elemen yang terbuat dari logam, utamanya pada bidang konstruksi dan elemen mesin di masa datang. (Martawirya A, Kartasujana I, Kadir K & Prawira S A, 1989).
Kayu memiliki beberapa sifat yang tidak dapat ditiru oleh bahan-bahan lain. Pemilihan dan penggunaan kayu untuk suatu tujuan pemakaian, memerlukan pengetahuan tentang sifat-sifat kayu. Sifat-sifat ini penting sekali dalam industry pengolahan kayu sebab dari pengetahuan sifat tersebut tidak saja dapat dipilih jenis kayu yang tepat serta macam penggunaan yang memungkinkan, akan tetapi juga dapat dipilih kemungkinan penggantian oleh jenis kayu lainnya apabila jenis kayu yang bersangkutan sulit diapatkan secara kontinyu atau harganya terlalu mahal.



Berikut ini diuraikan beberapa sifat-sifat kayu (fisik dan mekanik) serta penjelasannya.
1.      Sifat-sifat fisik kayu
1.      Berat dan Berat Jenis
       Berat suatu kayu tergantung dari jumlah zat kayu, rongga sel, kadar air dan zat ekstraktif di dalamnya. Berat suatu jenis kayu berbanding lurus dengan berat jenisnya. Kayu mempunyai berat jenis yang berbeda-beda, berkisar antara berat jenis minimum 0,2 (kayu balsa) sampai berat jenis maksimum 1,28 (kayu nani). Umumnya makin tinggi berat jenis kayu, kayu semakin berat dan semakin kuat pula.
2.      Warna dan Tekstur
Kayu yang beraneka warna macamnya disebabkan oleh zat pengisi warna dalam kayu yang berbeda-beda, sedangkan tekstur adalah ukuran relative sel-sel kayu. Berdasarkan teksturnya, kayu digolongkan kedalam kayu bertekstur halus (contoh: giam, kulim, dll), kayu bertekstur sedang (contoh: jati, sonokeling, dll) dan kayu bertekstur kasar (contoh: kempas, meranti, dll).
3.      Keawetan
         Keawetan adalah ketahanan kayu terrhadap serangan dari unsur-unsur perusak kayu dari luar seperti jamur, rayap, dll. Keawetan kayu tersebut disebabkan adanya zat ekstraktif di dalam kayu yang merupakan unsure racun bagi perusak kayu.
4.      Arah Serat
Arah serat adalah arah umum sel-sel kayu terhadap sumbu batang pohon. Arah serat dapat dibedakan menjadi serat lurus, serat berpadu, serat beromabak, serat terpilin dan serat diagoanal (miring).
5.      Higroskopis
Kayu mempunyai sifat dapat menyerap atau melepaskan air. Makin lembab udara disekitarnya makin tinggi pula kelembaban kayu sampai tercapai keseimbangan dengan lingkungannya. Dalam kondisi kelembaban kayu sama dengan kelembaban udara disekelilingnya disebut kandungan air keseimbangan (EMC = Equalibrium Moisture Content).
6.      Daya Hantar Panas
Sifat daya hantar kayu sangat jelek sehingga kayu banyak digunakan untuk membuat barang-barang yang berhubungan langsung dengan sumber panas.
7.      Daya Hantar Listrik
Pada umumnya kayu merupakan bahan hantar yang jelek untuk aliran listrik. Daya hantar listrik ini dipengaruhi oleh kadar air kayu. Pada kadar air 0% kayu akan menjadi bahan sekat listrik yang baik sekali, sebaliknya apabila kayu mengandung air maksimum  (kayu basah), maka daya hantarnya boleh dikatakan sama dengan hantar air.
2.      Sifat-sifat mekanik kayu :
1.      Kekuatan Tarik
            Kekuatan tarik adalah kekuatan kayu untuk menahan gaya-gaya yang berusaha menarik kayu (tensil). Terdapat 2 (dua) macam kekuatan tarik yaitu :
a.       Kekuatan tarik sejajar arah serat dan,
b.      Kekuatan tarik tegak lurus arah serat
Kekuatan tarik terbesar pada kayu ialah kekuatan tarik sejajar arah serat. Kekuatan tarik tegak lurus arah serat lebih kecil daripada kekuatan tarik yang sejajar dengan arah serat
2.      Kekuatan Tekan / Kompresi
            Kekuatan tekan atau kompresi merupakan kekuatan kayu untuk menahan muatan atau beban. Terdapat 2 (dua) macam kekuatan tekan, yaitu :
a.       Kekuatan tekan sejajar arah serat dan,
b.      Kekuatan tekan tegak lurus arah serat.
Pada semua kayu kekuatan tekan yang tegak lurus dengan serat lebih kecil daripada kekuatan tekan yang sejajar dengan arah serat.
3.      Kekuatan Geser
            Kekuatan geser adalah kemampuan kayu untuk menahan gaya-gaya yang membuat suatu bagian kayu tersebut turut bergeser dari bagian lain di dekatnya. Terdapat 3 (tiga) macam kekuatan geser yaitu :
a.       Kekuatan geser sejajar arah serat,
b.      Kekuatan geser tegak lurus arah serat, dan
c.       Kekuatan geser miring.
Kekuatan geser yang tegak lurus dengan arah serat jauh lebih besar dibandingkan dengan kekuatan geser yang sejajar dengan arah serat.
4.      Kekuatan Lengkung (Lentur)
            Kekuatan lengkung atau lentur adalah kekuatan untuk menahan gaya-gaya yang berusaha untuk melengkungkan kayuatau untuk menahan beban mati maupun hidup selain beban pukulan. Terdapat 2 (dua) macam kekuatan lengkung, yaitu :
a.       Kekuatan lentur static, yaitu kekuatan kayu menahan gaya yang mengenainya secara perlahan-lahan.
b.      kekuatan lentur dinamis, yaitu kekuatan kayu menahan gaya yang mengenainya secara mendadak.
5.      Kekakuan
            Kekakua adalah kemampuan kayu untuk menahan perubahan bentuk atau lengkungan. Kekakuan tersebut dinyatakan dalam modulus elastisitas.


6.      Keuletan
            Keuletan adalah kemampuan kayu untuk menyerap sejumlah tenaga yang relatif besar atau tahan terhadap kejutan-kejutan atau tegangan-tegangan yang berulang-ulang yang melampaui batas proporsional serta mengakibatkan perubahan bentuk yang permanen dan kerusakan sebagian.
7.      Kekerasan
            Kekerasan adalah kemampuan kayu untuk menahan gaya yang membuat takik atau lekukan atau kikidan (abrasi). Bersama-sama dengan keuletan, kekerasan merupakan suatu ukuran tentang ketahanan terhadap pengausan kayu.
8.      Kekuatan Belah
            Kekuatan belah adalah kemampuan kayu untuk menahan gaya-gaya yang berusaha membelah kayu. Sifat kekuatan belah yang rendah sangat baik dalam pembuatan sirap dan kayu bakar. Sebaliknya kekuatan belah yang tinggi sangat baik untuk pembuatan ukir-ukiran atau patung. Pada umumnya kayu mudah dibelah sepanjang jari-jari (arah radial) daripada arah tangensial.
  Ukuran yang dipakai untuk menjabarkan sifat-sifat kekuatan kayu atau sifat mekaniknya dinyatakan dalam kg/cm2. Faktor-faktor yang mempengaruhi sifat mekanik kayu secara garis besar digolongkan menjadi 2 (dua) kelompok :
       a.    Faktor luar (eksternal): pengawetan kayu, kelembaban lingkungan, pembebanan dan cacat yang   disebabkan oleh jamur atau serangga perusak kayu.
           b.   Faktor dalam kayu (internal): berat jenis, cacat mata kayu, serat miring, dsb.
Sifat-sifat karakterisitik inilah yang memperlihatkan perbedaan-perbedaan penting antara kayu dengan bahan lain, utamanya bahan logam, baik logam ferro maupun logam non ferro, yang untuk analisis matematis dalam ilmu kekuatan biasanya diketahui sebagia bahan yang sempurna akan homogenitas dan elastisitasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar