Air Terjun Bissappu, Keindahan Sempurna di ButtaToa Kabupaten Bantaeng
Akhirnya saya memutuskan untuk tidak menggalau gara-gara berkas yang tak kunjung selesai dan login yang tidak berhasil (nasib pendaftar CPNS) dengan menutup laptop dan membiarkan sebagian berkas saya terhambur. Padahal sebelumnya rencana saya sudah matang untuk membawa berkas lamaran CPNS saya di Kabupaten Bantaeng. Tetapi apa daya Tuhan punya rencana lain. Saya tetap memutuskan ke Bantaeng, menemani teman untuk mendaftar sekaligus bertanya-tanya tentang masalah saya yang login tetapi bukan data saya dan juga jalan-jalan ke Air Terjun Bissappu. Daripada galau tingkat dewa mending saya pergi tidur. 21.37 saya mematikan semua handphone dan saatnya kita menutup mata.
Depan Kantor BKD Bantaeng bersama Nabila |
06.05 pagi, saya terbangun oleh suara
alarm yang mengiung-ngiun dan sangat mengganggu saya. Dengan mata yang masih
setengah merem setengah melek saya bangun. Saya bangun dan langsung duduk
mencari tablet saya, sambil mengecek sosmed. Lihat apdetan teman-teman yang
terbaru, mulai dari path. Line, facebook, twitter dan instagram. Rutinitas pagi
saya ini bisa menghabiskan waktu hampir sejam. Setelah puas saya mencoba
bangkit untuk menuju kamar mandi untuk mencuci muka.
Masjid Agung Syekh Abdul Gani Kab. Bantaeng |
Sementara saya masih di
kamar mandi, hape saya berdering, ada panggilan masuk, ternyata dari Dina, dia
hanya mengecek apakah saya sudah bangun. Jam di handphone saya sudah
menunjukkan pukul 07 lebih 11 menit. Saya baru ingat jika barang-barang saya
belum ada yang siap. Saya mengambil selembar baju, selembar celana pendek dan
selembar kolor, saya rasa itu sudah cukup karena kita cuma sehari, tidak
menginap.
07.27 pagi, masih di kamar lantai 3,
rumah nomor 54 di Jalan Cumi-cumi, Kelurahan Malimongan Baru, Kecammatan
Bontoala, Kota Makassar, Sulawesi Selatan Indonesia, saya berjuang melawan
dinginnya air yang menggigit hingga ke tulang. Saya sih sama dengan cowok pada
umumnya, ritual mandi hanya diisi dengan acara sikat gigi, pakai sabun, pakai
sampo, bilas, yah sudah deh, pakai sarung lagi (tidak suka pakai handuk kalau
selesai mandi).
Air Terjun Bissappu dan pepohonan hijau di sekelilingnya |
Air
Terjun Bissappu dan Bongkahan Batu-Batu Yang Besar
|
Bongkahan Batu Yang Ada Di Muara Air Terjun Bissappu
|
08.38, setelah menunggu sekian lama,
akhirnya Dina datang juga bersama Mardi mengangkut kami (saya, Aswan dan
Mitha). Untung dalam waktu sejam lebih menunggu Aswan dan Mitha datang.
Hahhahaha. Mobil mulai melaju di Jalan Urip Sumeharjo menuju jalan A.P.
Pettarani yang lumayan padat merayap. Mardi yang mengemudikan mobil menyalakan
weser kiri ketika di depan gerbang jalan Hetasning Raya, yah kita akan
menjemput si Nabila yang akan mendaftar di Kabupaten Bantaeng. Berselang beberapa menit, kami sudah sampai
di depan guest house Nabila. Nabila sudah menunggu di depan rumah, setelah
memasukkan barangnya, Nabila masuk ke dalam mobil, saya Aswan, dan Mitha
kenalan dengan Nabila. Nabila dengan logatnya yang sangat mendok Jawa Timur
akhirnya bisa akrab dan bercanda dengan kami. Perjalanan berlanjut membelah
poros Makassar – Bantaeng. Perjalanan kami berujung di Jalan Andi Mannappiang
Nomor 5 Bantaeng di Kantor Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Bantaeng, setelah
sempat lewat karena ternyata kantor BKD Bantaeng berada di belakang kantor
Bupati Bantaeng.
AIR TERJUN BISSAPPU |
Pukul 14 lebih, kami memninggalkan kantor
BKD Kab. Bantaeng, akhirnya selesai juga Nabila mendaftar, setelah 2 kali
salah, yang pertama salah map dan yang kedua salah surat lamaran. Perjalanan
menuju arah Makassar kami kembali tempuh, namun perjalanan kami tak semulus paha
cherrybelle, karena macet di beberapa ruas jalan. Jalan poros sempat ditutup
dan banyak polisi yang mengatur lalu lintas, meskipun demikina macet tak
terhindarkan karena hari itu jam itu menit itu serta detik itu bertepatan
dengan pembukaan acara PORDA alias PEKAN OLAH RAGA DAERAH. Kabupaten Bantaeng
selaku tuan Rumah. Karena sudah waktu dhuhur, akhirnya kami memutuskan untuk
singgah di masji Agung Syekh Abdul Gani Bantaeng, arsitekturnya bergaya modern.
Lumayan memanjakan mata. Hampir pukul stengah 3 sore, kami berlanjut menuju
Wisata Alam, Air Terjun Bissappu.
GAK SELFIE GAK SERU |
Berjarak 5 KiloMeter (sebelah kanan, ada
rambu) dari poros Bantaeng – Makassar (sekitar 15 menit dari kota Bantaeng jika
menuju Kota Makassar). Mobil yang membawa kami sudah melaju membelah jalan
sempit dengan pemandangan yang membuat kami berdecak kagum. Belum puas kami
berdecak kagum, akhirnya mobil berhenti.
Selamat datang di Wisata Alam, Air Terjun Bissappu. Setelah mengambil
barang-barang yang kami butuhkan untuk di lokasi Air Terjun nanti, kami
berjalan beriringan. Dengan membayar uang masuk, Rp. 5.000 per orang dan uang
parkir mobil Rp.5.000 kami diperbolehkan masuk. Suara gemuruh air terjun mulai
terdengar. Udaranya sangat sejuk dan sangat jauh dari yang namanya polusi.
Setelah berjalan kira-kira sekitar 30 meter, air terjun cantik pun sudah
kelihatan. Hanya kata “WAWWWW” yang bisa kami ucapkan sambil bengong. Maha
indah ciptaan Tuhan. Kesempatan emas
tidak kami lewatkan dengan memotret keindahan Air Terjun Bissapppu. Sangat jauh
berbeda denga keadaan yang ada di Makassar, udaranya sangat sejuk, mata
disuguhi dengan pemandangan warna hijau di sekitaran air terjun. Tempat ini
serasa milik pribadi, hanya kami berenam, yang ada di lokasi Air Terjun
Bissappu. Setelah menuruni beberapa anak tangga, akhinya kami mentok diujung
jalan yang dilapisi semen. Kami berjalan dengan hati-hati menuruni bongkahan
batu-batu yang besar. Seperti biasa aktivitas utama kami adalah berfoto sampai
hape lowbat.
DENGAN LATAR AIR TERJUN |
Air Terjun Bissappu dengan ketinggian
lebih 50 meter, hampir sama dengan air terjun Cobang Rondo yang ada di Jawa
Timur, tepatnya di Kabupaten Malang. Airnya sangat jernih. Lumayan dingin dan
sangat segar. Dinginnya berbeda dengan dingin air PAM yang ada di kota, pokonya
dingin tapi menyegarkan. Air Terjun
Bissappu berada di tengah-tengah hutan yang memiliki vegetasi beraneka ragam.
Untuk menuju kolam jatuhnya air, sangat susah, butuh keahlian khusus dan
peralatan khusus untuk bisa sampai di kolam jatuhnya air. Hal ini di karenakan
batuannya yang sangat besar dan lumayan licin. Kami tidak ada yang berani untuk
memanjat sampai ke kolam jatuhnya air. Jika dicermati dari batuan yang ada di
muara, air terjun ini terbentuk karena adanya longsor yang terjadi
besar-besaran, entah itu berapa puluh tahun sebelumnya atau mungkin ratusan
tahun sebelumnya. Maklum saya bukan ahli geologi atau semacamnya. Hahaha.
Forever Friends |
Tak henti-hentinya kami memuja kebesaran
Tuhan, yang telah menciptakan alam semesta ini dengan berbagai macam keindahan alamnya.
Puas menikmati sejuknya udara, hijaunya pemandangan, saatnya main-main air. Setelah
Nabila, Dina dan Mitha berganti pakain di balik bongkahan batu yang besar,
mereka langsung menuju ke kolam-kolam kecil yang terbentuk secara alami. Saya dan
Aswan pun tidak mau ketinggalan meskipun saya lebih duluan yang nyebur. Mardi
juga sangat ingin, tetapi dia tidak membawa pakain ganti, akhirnya dia Cuma melihat
kami bermain air.
Hari Yang Indah Bersama Sahabat |
Hari semakin sore, kami memutuskan untuk
berhenti main air dan saatnya untuk pulang. Setelah berganti pakaian,
perjalanan kami lanjutkan menuju kota Makassar tercinta. Di sepanjang jalan
kami disuguhi dengan parade Senja dan matahari terbenam, sayang kami buru-buru
sehingga tidak sempat untuk singgah untuk memotret. Meski sebelumnya kami
menyempatkan singgah makan malam di bakso Raksasa kota takalar kabupaten
Takalar. perjalanan berlanjut dengan berbagai cerita yang sambung menyambung
antara yang satu dengan yang lainnya.
Bermain Air di Sekitaran Air Terjun Bissappu |
Tanpa terasa kami sudah memasuki wilayah
kota Makassar. Pukul 9 malam lebih, saya sudah kembali menginjakkan kaki di
rumah warna Jingga di jalan Cumi-Cumi no 54, Kelurahan Malimongan Baru,
Kecamatan Bontoala, Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia.
Alhamdulillahi rabbil aalamin. Segala puji untuk Allah, Tuhan semesta Alam.
Thankz atas kegilaan kalian |
Akhirnya Air terjun bissappu yang duluu
saya hanya bisa nikmati di Internet, kini telah saya nikmati aslinya dan itu
jauh lebih indah.
Terima kasih Tuhan ku yang telah
menciptakan semesta alam dengan keindahannya
Terima kasih Pahlawanku yang telah
memperjuangkan kemerdekaaan Indonesia, berkat kalian Indonesia yang Indah ini
bisa kami nikmati ddengan nyaman dan aman. Semoga Engkau damai di sisi-Nya
Terima kasih INDONESIA ku tercinta,
negeri dengan sejuta keindahan alam.
Terima kasih orang tuaku yang telah
melahirkanku kebumi Indonesia yang
sangat indah ini
Terima kasih Dina, Nabila, Mitha, mardi
dan Aswan, apalah arti perjalanan ini tanpa kegilaan kalian.
Terima Kasih Tuhanku, Pahlawanku, Indonesiaku, Kedua Orang Tuaku
Dan Sahabat2ku
|
ACHYIE SABANG
Tidak ada komentar:
Posting Komentar