Menyebut nama pantai
ini, mungkin masih asing bagi sebagian besar orang. Pertama tahu pantai ini
karena iseng-iseng searching di google map, namun nama dan akses kesananya
waktu itu saya belum tahu. Nama dan akses kesananya nanti saya tahu ketika berkunjung
ke Pantai Bara bulan Mei lalu. Salah seorang warga lokal yang sedang
mengerjakan lahannya di dekat Pantai Bara bernama Daeng Mattara menjadi sumber
informasi saya kala itu. Waktu itu saya menemani beliau bercerita ringan
tentang lahannya, lalu kemudian bertanya-tanya tentang pantai yang sebelumnya
saya lihat di google map. Pucuk dicinta ulampun tiba, beliau bercerita banyak
tentang pantai itu, dan memberikan petunjuk jalan untuk ke pantai tersebut.
Namanya Pantai Puntameng. Menurut informasi dari beliau, antara Pantai Bara dan
Pantai Puntameng, masih ada lagi satu pantai perawan, namanya Pantai Pussahelu.
Mengenai Pantai Pussahelu, saya sudah tuliskan beberapa bulan lalu.
|
Abaikan caption instamagnya, tetapi itu adalah penampakan Pantai Pussahelu |
Untuk menemukan
lokasi pantai ini tidak begitu sulit, kira-kira 5 KM dari spot utama Pantai
Tanjung Bira atau sekitar 3 KM dari Pantai Bara. Akses ke Pantai Puntameng
masih berupa jalan pengerasan yang belum tersentuh oleh aspal. Dari spot utama
Tanjung Bira, harus melewati jalan yang berliku-liku sebelum sampai di
pertigaan menuju Pantai Bara. Setelah mengambil arah kanan dari pertigaan ke
arah Pantai Bara, jalan menjadi semakin sempit dan pemandangan semakin memaksa
untuk berdecak kagum. Sisi jalan masih berupa hutan-hutan dengan vegetasi
beraneka macam pohon tropis yang rindang, namun sebagian lahan sudah ada yang
mulai dijamah oleh pemiliknya. Menurut Daeng Mattara, lahan disekitar pantai
ini tak jarang juga yang menjadi tanah sengketa. Dalam perjalanan dari
pertigaan Pantai Bara, sekitar 2 KM kita akan menemukan petunjuk jalan yang
mengarahkan menuju Pantai Pussahelu. Arah kiri atau laut ke Pantai Pussahelu
dan arah lurus menuju ke Pantai Puntameng. Jarak dari Pantai Pussahelu ke
Pantai Puntameng sekitar 1 KM dengan kondisi jalan yang hampir sama dengan
jalan dari Pantai Bara ke Pantai Pussahelu. Pantai Puntameng merupakan salah
satu dari sederet nama pantai pasir putih Kabupaten Bulukumba yang terkenal dan
masih termasuk bagian dari Kawasan Wisata Pantai Pasir Putih Tanjung Bira.
|
Pasukan berani berkulit hitam dan eksotis, yang penting bahagia dan senang |
Sesampainya saya dan
beberapa orang teman di Pantai ini, kami langsung berhamburan, ada yang
langsung mencari tempat berteduh, ada yang langsung mencari posisi untuk
mengambil gambar dan saya hanya bingung mencari jalan untuk turun ke pinggir
pantainya. Belum ada jalan yang terlalu jelas untuk menuju pantai dari tanah
lapang tempat kami memarkirkan mobil. Akhirnya saya menemukan jalanan kecil
yang menuju ke pinggir pantai. Tak perduli kulit akan semakin eksotis dan
sebagainya kami tetap asik bermain seperti anak kecil yang tak perduli dengan
teriknya sinar matahari pukul 11 siang. Saya langsung menceburkan diri,
berenang di pinggir pantai yang agak landai dan sangat mencukung untuk berenang
sementara yang lainnya berjalan menyusuri garis pantai hingga ujung. Garis
pantai dari pantai ini tidaklah sepanjang dengan garis pantai yang dimiliki
oleh Pantai Bara, hanya sekitar 100 meter lebih dengan hamparan pasir putih
yang bersih dan lembut.
|
Yang paling atas Ndoro Putri alias Wardina Suwedi, S.T., M.T. Yang Tengah saya Yang bawah Lombok Botol alias Novelly Mitha Kambuno, S.T. |
Pesona Pantai
Puntameng tidak hanya sampai pada pantainya yang belum terjamah dan pasirnya
yang memanjakan kaki dengan kelembutannya, tetapi pantai ini masih memilki
beberapa keunikan yang lain. Salah satu keunikan yang ditawarkan adalah adanya
lorong sempit diantara batu karang yang berada di pinggir pantainya,
seolah-olah karena batu karang tersebut terbelah. Lorong sempit ini panjangnya
sekitar 6 meter dengan lebar kurang dari 1 meter. Puas menikmati keunikan ini
kami langsung berenang di pinggir karang tersebut. Karena penasaran dengan ada
apa lagi selanjutnya akhirnya kami memutuskan untuk menyusuri pinggir karang
tersebut, dengan kedalama air sampai di perut. Kami hanya bisa terdiam sambil
menutup mulut ketika menemukan lagi satu lorong yang lebih keren jika
dibandingkan lorong yang pertama tadi. Mengapa saya menyebutnya lebih keren? Karena
untuk masuk ke dalam lorong ini kita harus menyusuri pantai sepanjang kurang
lebih 10 meter dengan kedalaman air sampai perut untuk ukuran saya yang
memiliki tinggi sekitar 170 cm lebih. Lorong ini lebih sempit lagi dibanding
dengan lorong sebelumnya. Beberapa sisi karang ada yang berlubang, mungkin
karena hantaman ombak yang terus menerus dari ratusan bahkan mungkin ribuan
tahun yang lalu. Sehingga jika ombak datang menghantam tebing karang tersebut
maka air akan masuk melalui lubang-lubang kecil tersebut dan akan keluar
melalui mulut lorong tersebut. Lebar lorong ini sangat sempit, susah untuk dua
orang berpapasan apalagi dengan ukuran XL kayak saya.
|
Oom Patrick Paduli, fotografer handal sekaligus driver kami yang kocak dan gila |
Selain dua lorong
berlawanan arah tersebut, salah satu keindahan yang masih ditawarkan dari
tebing pantai ini yaitu adanya tanggadari atas tebing langsung turun ke laut
yang terbuat dari batang pohon bulat utuh. Tangga ini kemungkinan besar
digunakan oleh nelayan lokal yang menangkap ikan disekitaran pantai ini. Tetapi
saya tidak sempat untuk naik ke atas tebing karang untuk melihat ada apa di
atas sana karena teman-teman yang lain sudah memanggil-mangggil untuk pulang. Oh iyya lupa,
meskipun pantai ini masih perawan dan belum terlalu eksis di sosial media,
tetapi gelagat pantai ini akan dikembangkan sudah ada, terbukti dengan sudah
didirikannya sebuah bangunan permanen yang sedang dalam proses pembangunan di
pinggir pantai di atas tebing bagian kiri pantai ini.
|
Lorong yang sangat cantik, cocok buat ngegosip. |
Mengenai biaya ke
lokasi ini sangat terjangkau, pengunjung akan dikenakan tarif Rp 10.000 per
orang untuk masuk di Kawasan Wisata Pantai Tanjung Bira, nah setelahnya itu
sudah tidak ada lagi yang harus dibayar. Kecuali untuk membeli keperluan
pribadi. Tetapi ada baiknya menyediakan uang lebih, jangan sampai mengalami hal
seperti saya, yaitu datang ke Pantai Pussahelu tidak membawa uang sepersen pun,
padahal di sana sudah ada uang parkir yang harus dibayar sebesar Rp 15.000,
karena waktu berkunjung beberapa waktu lalu belum ada yang mengelolah
parkirnya. Nah siapa tahu hal ini juga sudah berlaku di Pantai Puntameng, jadi
siapkan saja uang sekitar Rp 20.000.
|
Di bibir lorong bermain dengan air dan ombak yang manja |
Penginapan dan tempat
makan jika ingin menginap?. Penginapan di sekitaran pantai ini belum ada,
karena murni berada di tengah hutan yang masih belum terjamah, jadi untuk
menginap bisa bawa tenda jika ingin menginap di sekitaran pantai ini, tetapi
harus hati-hati karena masih ada beberapa binatang hutan yang rajin berkeliaran
seperti monyet dan ular. Jika mencari fasilitas penginapan, di Pantai Bara juga
sudah terdapat penginapan, namun di sekitar Pantai Tanjung Bira lebih banyak
pilihan dengan harga yang terjangkau. Jika bukan musim libur sewa penginapan
hanya berkisar antara Rp 200.000 – Rp. 500,000 tergantung fasilitas dari
penginapan yang anda pilih. Kamarnya bisa menampung 4 hingga 6 orang jika
ukuran backpacker, tetapi untuk ukran turis dan wisatawan yah seperti
penginapan-penginapan umumnya hanya 2 hingga 3 orang perkamar. Tempat makan,
sama, tidak ada juga, bahkan jika bukan musim libur di kawasan utama Pantai
Tanjung Bira juga agak sepi dari penjual makanan jadi, harus bangun pagi-pagi sekitar
pukul 09 pagi untuk ke Spot Utama Tanjung Bira agar bisa mendapat penjual nasi
kuning yang menjajakan nasi kuningnya menggunakan motor. Harganya hanya Rp.
10.000 dengan isi nasi kuning, mie dan telur. Nasinya sedikit, bagi yang kuat
makan mungkin butuh 2 porsi. Tetapi ada kok restoran yang buka setiap hari. Namanya
restoran yah harganya agak diatas dikit, harga terendah sekitar Rp. 25.000 per
porsi. Jadi mengenai biaya dan pengeluaran tergantung anda memilih. Kalau starting
pointnya dari Kota Makassar, perjalanan darat sekitar 4 sampai 5 jam, dengan
kondisi jalan mulus. Biaya untuk BBM jika menggunakan roda empat sekitar
Rp.500.000 itu sudah pergi pulang alias PP, jika roda dua lebih irit lagi. Untuk
yang suka ketenangan datanglah ppada saat bukan musim libur atau hari kerja,
dijamin tenang dan pantainya menjadi milik pribadi.
|
Tangga menuju surga, Lorong-lorong sempit, Ombak Manja, Pasir putih halus. Paket komplit yang Pantai Puntameng sajikan. Jangan dikotori yah. |
Tips jika mengunjungi
pantai ini
- 1. Bagi
yang kulitnya sensitif terhadap sinar UV jangan lupa membawa sunblock, kacamata
dan topi lebar, karena namanya pantai pasti panas, kecuali kalau musim hujan.
- 2. Ada
baiknya membawa persediaan minuman dan cemilan, karena di pantai ini belum ada
penjual sama sekali. Untuk air saya sarankan membawa lebih jika ingin membilas
badan setelah bermain air, ngapain ke pantai kalau tidak main air, foto doang? kasihan pantai secantik Puntameng dianggurin.
- 3. Sebaiknya
membawa sarung jika tidak ingin
kendaraan Anda basah karena tidak mengganti baju basah. Mengapa harus ada
sarung? Karena disini belum ada kamar mandi ataupun tempat ganti, kalau cowok
mah tidak masalah, di balik semak pun jadi, tetapi kalau cewek kan tidak mungkin.
- 4. Yang
utama saudara-saudari adalah kantong sampah, pantai ini masih sangat perawan
dan bersih, kasihan banget jika kita hanya datang ke sini untuk mengotori,
apalagi jika sampahnya sampah yang tidak bisa terurai. Tetapi terurai atau
tidak terurai tidak ada toleransi untuk membuang sampah bebas, karena bersih
itu sebagian dari iman, maukan dapat pahala hanya karena tidak membuang sampah
sembarang? Pasti pada mau kan.
- 5. Gunakan
pakaian yang sesuai, sendal jepit, celana pendek dan kaos, karena mungkin beberapa
maasih enggan untuk berbikini. Intinya gunakan pakaian yang nyaman, jangan
menggunakan gaun, sepatu hak tinggi, celana jeans atau sepatu sporti. Kan tidak
lucu jika ada yang bertanya mau ke pantai atau mau kondangan?
- 6. Jangan
lupa kamera dan kacamatanya disipakan yah, jalan-jalan tanpa foto kan sama saja
sayur tak bergaram, tetapi banyak kok yang suka sayur tak bergaram untuk diet
katanya. Kacamata, sangat penting karena panas dan sangat menyilaukan, kan tidak lucu kalau foto batal dipamer di
sosial media hanya karena muka jelek yang disebabkan oleh mata tertutup atau
kening dan dahi yang mengernyit karena kesilauan.
Sekian dari saya
semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar