Polassi, salah satu nama
pulau di Kabupaten Kepulauan Selayar yang akhir-akhir ini menjadi buah bibir
para traveler, khususnya traveler lokal Selayar maupun traveler dari luar Pulau
Selayar, termasuk traveler Sulawesi Selatan dan
beberapa traveler dari Pulau Jawa. Pulau ini menjadi viral karena
memiliki spot yang sangat instagramable, yang katanya KW Pulau Padar Labuan
Bajo, Flores. Secara administrasi Pulau
Polassi terletak di desa Polassi, Kecamatan Bontosikuyu, berdekatan dengan
pulau Bahuluang dan Tambolongan. Pulau ini merupakan pulau berpenduduk, dan
bahkan pulau ini memiliki SD SMP Satu atap. Perkampungan penduduk terpusat pada
Pesisir Timur pulau ini.
Pulau ini menjadi viral
karena di ujung selatannya memiliki bukit yang dikenal dengan nama Bukit Nane. Dari
puncak bukit Nane kita akan disuguhkan pemandangan sekeliling pulau yang
menakjubkan. Pemandangan perairan Selayar yang berwarna biru menyatu dengan
garis horizon, pantai-pantai pasir putih yang mengelilingi pulau dengan airnya
yang jernih memadukan warna biru dengan tosca.
Untuk menuju pulau ini
butuh tenaga dan persiapan yang matang. Tidak boleh asal-asalan. Dari Kota
Benteng menuju ke Kampung Turungan butuh waktu kurang lebih 45 menit berkendara
menggunakan sepeda motor. Kampung Turungan merupakan perkampungan Nelayan yang
merupakana salah satu gerbang terdekat untuk menuju ke Pulau Polassi. Dari
perkampungan ini butuh waktu sekitar 3 jam untuk sampai ke Pulau Polassi jika
ombak bersahabat dan bukan musim timur. Saat ini kapal regular yang melayani
penyeberangan ke Pulau Polassi belum ada, jadi jika ingin ke Pulau Polassi
harus mencarter kapal nelayan lokal di perkampungan Turungan. Makanya butuh
persiapan dana perencanaan yang matang. Bukan tiba masa tiba akal. Selain untuk
urusan transportasi, urusan logistic juga penting. Walaupun pulau Polassai
termasuk pulau berpenghuni, tetapi jangan harap menemukan penjual makanan di
sekitar Bukit Nane. Tidak ada. Jadi harus membawa bekal. Karena waktu
perjalanan pergi pulang lumayan lama. Kurang lebih 8 jam perjalanan dengan
perhitungan Kota Benteng – Kampung Turungan 45 menit, persiapan keberangkatan
di kampung Turungan kurang lebih 15 menit, perjalanan Turungan – Pulau Polassi
kurang lebih 3 jam perjalanan laut, dengan kondisi ombak yang mengajak untuk
bergoyang pada saat kapal sudah melewati Pulau Bahuluang. Total kurang lebih 4
jam untk perginya, dan pulangnya pun hampir sama, sehingga waktu perjalanan
kurang lebih 8 jam.
Jika sudah tiba di Pulau
Polassi, untuk sampai di Puncak Bukit Nane, terdapat dua jalur, yaitu jalur
barat dan jalur timur. Jalur barat, rute tanjakannya lebih ekstrim, dan lebih
cepat sampainya, ombak yang dihadapi pun lumayan tenang jika memilih untuk
menempuh jalur barat. Berbeda dengan jalur timur, jalur timur kondisi medannya lebih
landai sehingga penanjakan lebih santai, tetapi agak panjang dan lama
perjalanannya. Untuk sampai pada titik star awal penanjakan menggunakan jalur
timur, perahu/kapal mesti mengitari pulau, sehingga peluang untuk bertemu ombak
yang lumayan bisa mengajak untuk goyang ombak sangat besar. Bagi yang punya
nyali dan tenaga besar, biasanya memilih jalur barat, tetapi bagi mereka yang
ingin perjalanan santai dan bisa jepret-jepret di tengah perjalanan pasti
memilih jalur timur. Jalur barat dengan kondisi kemiringannya yang hampir tegak
lurus, sehingga butuh tenaga ekstra pada saat menanjak, dan butuh tenaga double
ekstra serta mental kuat jika akan turun. Tetapi semua perjalanan baik melalu
jalur timur ataupun jalur barat akan terbayrkan ketika sudah sampai di Puncak
Bukit Nane. Angin yang semilir bertiup seolah bersyair menyanyikan lagu selamat
datang kepada siapapun yang datang. Rerumputan pun tak kalah menunjukkan tarian
terindahnya menyambut kehadiran tamunya. Di kejauhan di bawah, ombak
bergulung-gulung dan saling berkejaran menuju pantai. Birunya laut yang menyatu
dengan horizon memberikan ketenangan dan kedamaian setelah proses perjuangan
sampai ke puncak. Tidak usah terlalu terburu-buru untuk jepret sana dan sini,
nikmatilah suguhan alam yang bersimfoni menyatu membentuk irama dan pemandangan
yang tak terlupakan. Dendangan angin, tarian rerumputan, atraksi ombak hingga
kedamaian yang ditawarkan oleh birunya laut menyatu membentuk senyawa yang kuat
dengan ikatan tak terpisahkan bernama BUKIT NANE.
Bukit Nane dengan segala
keindahannya, pantai pasir putih, bukit savanna, dan pemandangan laut yang adem
merupakan anugerah luar biasa dari Tuhan yang sepantasnya dan seharusnya
disyukuri, dijaga dan dilestarikan. Membiarkannya tetap indah tanpa campur
tangan manusia, menjaganya dari sampah yang bisa merusak ekosistem, dan tidak
melakukan vandalism merupakan salah satu aksi kecil yang dampak positifnya
sangat besar untuk klestarian Bukit Nane
sehingga generasi berikutnya juga bisa tahu dan menyaksikan keindahan Bukit
Nane secara langsung, bukan dari cerita orang.
Terima kasih Selayar,
terima kasih @anakrumahan98 dan @OpenTripSelayar yang sudah mengajak saya untuk
liburan kesini dan hospitalitynya yang luar biasa ketika saya di Selayar. Ah
aku jatuh cinta lagi dengan kabupaten terselatan di Sulawesi Selatan ini.
Selayar, aku jatuh cinta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar