Rabu, 20 April 2016

Mencari Jodoh di Air Terjun Ketemu Jodoh


Setelah sarapan pagi, saya langsung mengajak Aswan untuk jalan, rencananya habis jalan-jalan, kita langsung ke Pasar Sentral Malino lalu kembali ke Makassar. Rencananya saya dan Aswan mau main ke Air Terjun Takapala yang merupakan satu dari sekian banyak air terjun yang ada di Malino. Mendengar kami mau jalan-jalan, Citra dan Nisa mau ikut. Bagi saya, Citra dan Nisa itu lumayan asik kok diajak jalan, gag ribet dan banyak ini itunya. Singkat cerita kami berangkat menuju ke Air Terjun Takapala, saya, Aswan, Citra, Nisa dan Ainul. Sebelumnya saya sudah pernah ke Air Terjun Takapala tahun lalu bersama teman yang lain. Karena merasa sudah tahu jalan, maka saya langsung mengarahkan Aswan untuk menuju ke Air Terjun tersebut. Kami meninggalkan parkiran villa menuju jalan raya, lalu mengambil arah kiri, karena jika arah kanan ke Kawasan Wisata Hutan Pinus. Aswan melajukan mobilnya, tetapi kok semakin jauh dan tidak ada tanda-tanda jalanan masuk ke Air Terjun Takapala, bahkan kita sudah melewati gerbang selamat datang Malino. Daripada tersesat dan kehabisan bahan bakar, akhirnya saya memutuskan untuk singgah bertanya pada warga. Dan betul kita salah arah, Air terjun Takapala bukan disini, masih diatas lagi, artinya kita harus memutar mobil. Berbekal petunjuk dari ibu tadi, dan sekeping ingatan saya, akhirnya kami menemukan pangkalan ojek yang diatasnya ada petunjuk arah yang bertuliskan Air Terjun Takapala masuk 4 KM. Dan kami berlima kaget kemudian tertawa terbahak-bahak, menertawakan kebodohan saya. Karena ternyata villa kami berada di pinggir jalan menuju Air Terjun Takapala.

Tawa kami semakin riuh ketika lewat di depan villa kami, saya langsung berkelik bahwa saya sudah lupa-lupa ingat, karena sudah setahun yang lalu. Perjalanan kami berlanjut menyusuri jalan yang berkelok-kelok, menanjak dan menurun. Semakin masuk semakin indah pemandangannya serta semakin sejuk dan bersih udaranya, jalannyapun semakin rusak juga. Indahnya pemandangan membuat perjalanan melalui jalan yang rusak tak terlalu mengganggu kami. Aswan mengemudikan mobil dengan pelan-pelan atau bahkan berhenti ketika berpapasan dengan mobil dari arah berlawanan, karena selain jalan yang rusak berlubang-lubang ditengahnya, juga kondisi jalan yang sangat sempit. Karena jika tidak hati-hati bisa mobil kandas atau masuk jurang jika egois saat ada mobil dari arah berlawanan.

Sudah hampir 20 menit perjalanan kami, akhirnya kami sudah tiba di depan gerbang masuk Air Terjun Ketemu Jodoh. Jika sudah tiba di sini artinya air terjun Takapala sudah sangat dekat, mungkin sekitar 100 meter lagi untuk sampai ke gerbangnya. Tetapi kesialan menghampiri kami, mungkin karena tadi ketika di mobil kami tertawa terus. Mobil truk pengangkut pasir di depan kami tidak bisa berpapasan dengan mobil kami, karena jalannya sangat sempit, dan sialnya lagi pas di jalan menurun. Aswan mulai memundurkan mobil, tetapi masalah belum selesai sampai disitu, karena di belakang mobil kami juga sudah ada 4 mobil yang berjejer di tengah jalan. Saya langsung turun karena mobil agak susah untuk mundur sambil menanjak. Masalah mulai terurai ketika dua mobil sedikit agak menepi di jalur menuju Air Terjun Ketemu Jodoh. Aswan juga agak meminggirkan mobil ke jalur masuk Air Terjun Ketemu Jodoh. Melihat kondisi mobil yang agak ceper dan mengingat kondisi jalan masuk ke Air Terjun Takapala bagaimana susdahnya jika mobil ceper, akhirnya saya menyarankan ke Aswan untuk ke Air Terjun Ketemu Jodoh saja. Tanpa ba bi dan bu Aswan langsung setuju untuk merubah tujuan ke Air Terjun Ketemu Jodoh. Dengan pelan, Aswan mengemudikan mobil menyusuri jalan sempit ke Air Terjun Ketemu Jodoh, karena jika tidak hati-hati, lagi-lagi bisa masuk ke dalam jurang. Di parkiran sudah terparkir beberapa mobil dan motor, pertanda di spot Air Terjun Ketemu Jodoh ramai. Selain karena factor mudah dijangkau, juga dikarenakan karena hari ini adalah hari libur akhir pekan, sehingga tidak diragukan lagi keramaiannya. Sebelum masuk, kami harus membayar Rp.3.000 sebagai uang masuk ke air terjun. Entah itu uang dilarikan kemana, yang jelas kami ikhlas membayarnya, semoga itu kelak menjadi berkah buat kami.








Dari tempat parkir mobil ke spot utama Air Terjun Ketemu Jodoh berjarak kurang lebih 100 Meter saja dengan kondisi  tanah menurun dengan kemiringan tak lebih dari 10 derajat. Dengan semangat, kami langsung berjalan menuju spot utama Air Terjun. Tak ada kata yang mampu terucap selain ucapan syukur dan pujian kepada Tuhan Sang Perancang segala keindahan ini setelah melihat penampakan Air Terjun Ketemu Jodoh dari jarak 50 meter. Kami menyempatkan singgah sejenak untuk mengabadikan momen dalam bentuk gambar melaui kamera handphone. Setelah puas berjepret-jepret ria, kami melanjutkan perjalanan menuju ke Spot utama Air Terjun Ketemu Jodoh.




Sesampainya ternyata prediksi kami benar, Spot di sekitar air terjun sangat ramai. Hiruk pikuk dan riuh rendah suara mereka-mereka yang sedang asyik bercengkrama menikmati pesona keindahan air tejun Ketemu Jodoh. Bermacam-macam aktivitas para pengunjung, ada yang hanya duduk manis menikmati keindahan air terjun, ada yang sibuk selfie dan welfie bersama sahabat-sahabat mereka, ada yang berenang di kolam alami air terjun, dan sebagainya. Citra, Nisa dan Ainul hanya duduk diam terpesona dan mengagumi ciptaan Tuhan yang maha sempurna ini, sementara saya sibuk mengarahkan Aswan untuk memfoto saya. Salah satu tempat untuk berfoto yang menarik perhatian saya adalah jembatan bambu penghubung daratan yang terpisah oleh sugai kecil yang terbentuk oleh aliran Air Terjun Ketemu Jodoh.






Sudah puas berfoto saatnya kita memanjakan diri dengan berendam dan berenang di kolam alami yang terbentuk oleh benturan air yang jatuh dari air terjun ini. Airnya lumayan dingin, membuat saya berteriak-teriak saat pertama kali menceburkan diri ke dalam kolam alami air terjun tersebut. Kolam alami ini tidak terlalu luas, luasannya mungkin kurang dari 100 meter persegi. Air yang jatuh dari ketinggian kurang lebih 20 meter inilah yang membentuk kolam alami dengan kedalaman yang bervariasi. Tepat dibawah air jatuh, kedalamannya mencapai hingga 4 meter, sedangkan di bagian tepi lumayan dangkal dengan kedalaman satu hingga satu setengah meter. Airnya yang jernih sangat saying dibiarkan jika tidak berenang atau hanya berendam merelaksasikan sel sel kulit yang sudah mati. Kurang lebih sejam saya dan Aswan berenang, akhirnya kami memutuskan untuk kembali menuju villa.




Sekian cerita dari perjalanan ke Air Terjun Ketemu Jodoh, Malino, Kecamatan Tinggi Moncong, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Indonesia.

Terima kasih Tuhan atas rancangan-Mu yang maha indah ini, Terima Kasih Komtek 09 SMFT-UH, Terima kasih Aswan sahabat terbaikku selama hampir 7 tahun dan semoga sampai kita bercucu persahabatan kami akan tetap abadi. Akhir kata. “MAKA NIKMAT TUHANMU MANA YANG ENGKAU DUSTAKAN?”



Achyie Sabang

April 2016.