Minggu, 09 Agustus 2020

Pulau Samalona, Tempat Alternatif Di Makassar Untuk Melepas Penat Di Era New Normal

 

Kehidupan new normal sudah berlangsung meskipun dengan berbagi tatanan baru yang harus dipatuhi agar tidak terjangkit oleh virus. Dengan dilonggarkannya beberapa aturan yang dahulunya diperketat membuat beberapa aktivitas yang dahulunya dilarang kini mulai bergeliat kembali. Pasar sudah mulai ramai, gedung pernikahan sudah mulai terisi, mol sudah mulai buka, dan begitu pula beberapa tempat wisata sudah mulai berbenah. Sektor pariwisata adalah sektor yang paling terkena oleh dampak pandemic ini.  Dengan kehidupan new normal ini sektor pariwisata dan beberapa sektor lainnya mulai menggeliat dan berbenah dari istirahat panjangnya selama beberapa bulan.

Bagi warga kota Makassar yang sudah sekian lama berdiam diri di rumah selama PSBB dari bulan Maret hingga Juli, dengan diberlakukannya kehidupan new normal merupakan angin segar untuk melepas penat dan stress yang dirasa selama ini karena tidak bisa kemana-mana. Selain berkunjung ke rumah sanak saudara, berkunjung ke tempat wisata merupakan salah satu alternatif untuk melepas penat dan beban pikiran yang tak terelakkan selama ini. Salah satu tujuan wisata keluarga yang murah dan sangat mudah untuk di jangkau adalah Pulau Samalona.

Pulau Samalona merupakan salah satu dari beberapa pulau yang dimiliki oleh Pemerintah Kota Makassar. Pulau ini terletak di sebelah barat Kota Makassar dan berjarak tempuh sekitar 30 menit menggunakan perahu. Walaupun pulau ini termasuk pulau wisata, tetapi pulau ini juga dihuni oleh beberapa kepala keluarga yang masih memiliki keterikatan keluarga. Merekalah yang menjadi penjaga pulau ini sekaligus menjadi pelaku ekonomi di pulau ini.

Untuk menuju Pulau Samalona, cukup mencarter perahu di Dermaga Kayu Bangkoa atau bisa juga di Dermaga Depan Benteng Rotterdam. Harga yang ditawarkan bervariasi, tergantung bagaimana cara menawar harga yang ditawarkan oleh pemilik perahu. Biasanya mereka membandrol harga sekitar 400.000 hingga 500.000, jika pandai menawar dan mengambil hati sang pemilik perahu bisa mendapatkan harga miring sekitar 350.000 untuk satu perahu. Harga tersebut sudah termasuk keberangkatan dari Makassar ke Pulau Samalona dan kepulangan dari Pulau Samalona ke Makassar untuk satu hari. Satu perahu bisa memuat penumpang dewasa hingga 10 orang. Lain lagi jika kita menginap, biasanya agak mahal sedikit, karena kita diantar dan dijemput khusus, jadi hitungannya perahunya 2 kali jalan. 

Sedikit tips, berangkatlah sepagi mungkin karena laut masih teduh, ombak sangat bersahabat sehingga perjalanan tanpa kendala. Bagi yang tidak menginap sebaiknya pulanglah sebelum matahari condong ke barat. Karena semakin siang menuju sore, angin lumayan kencang sehingga mempengaruhi besarnya ombak. Semakin besar ombak semakin bergoyang perahu dan dag dig dug jantung, apalagi bagi kalian yang tidak terbiasa dengan kondisi seperti ini.

Pulau Samalona sangat cocok untuk wisata keluarga, baik dalam skala keluarga kecil ataupun keluarga besar. Pantai yang berpasir putih dan landai sangat cocok untuk bermain air dan berenang bagi para pengunjung. Ombak yang tidak begitu besar bergulung-gulung menuju pantai sangat aman juga bagi anak-anak selama mereka dalam pengawasan oleh orang tua atau oleh orang dewasa. Pada saat akhir pekan Pulau Samalona sangat ramai pengunjung, bahkan tak jarang isntansi ataupun organisasi melakukan kegiatan family gathering di pulau ini. Tersedianya beberapa penginapan milik warga setempat yang harga sewanya sangat terjangkau menjadi daya tarik bagi mereka yang ingin mengadakan family gathering. Bagi rombongan keluarga yang tidak ingin menginap, jangan khawatir karena tersedia banyak balai-balai yang juga disewakan oleh warga setempat. Sisa pilih mau yang menghadap ke Makassar atau mau yang menghadap ke laut lepas. Harga sewanya terjangkau, 50.000 hingga 100.000 ribu, bisa dipakai sampai puas. Jika meyewa beberapa balai-balai bisa dapat diskon pula. Akhir pekan merupakan hari yang dinanti-nanti oleh mereka yang bermukim di Samalona, karena akhir pekan mereka bisa panen duit dari pengunjung. Mulai dengan penyewaan balai-balai atau penginapan, penyewaan alat snorkeling, penyewaan kamera bawah air, menjual aneka macam gorengan hangat seperti bakwan, jalangkote, pisang goreng, hingga makanan berat seperti mie siram ataupun nasi campur. Pokoknya akhir pekan adalah waktu terbaik untuk mengais rezeki. Biasanya pada akhir pekan pula tersedia wahana banana boat bagi mereka yang ingin seru-seruan menguji adrenalinnya.

Berkunjung ke pulau biasanya tidak afdal jika tidak mengadakan acara bakar-bakar ikan. Bagi yang bakar-bakar ikannya sudah direncanakan ada baiknya membawa segala sesuatu perlengkapan yang dibutuhkan. Misalnya tempat pembakaran, arang, dan ikan. Jika tidak punya langganan ikan di Pulau Samalona atau pulau Lae-lae, ada baiknya membeli di pelelangan ikan Paotere. Di Paotere selain bebas memilih juga harganya terjangkau dan bisa ditawar, jika pedagang yang satu mahal bisa pindah ke pedagang yang lainnya. Berbeda halnya di Samalona, meskipun mereka sudah melek wisata, tetapi mereka juga kadang memanfaatkan keadaan jika ingin membeli ikan on the spot di Samalona, harganya kadang tidak kira-kira. Tetapi jika sudah punya langganan tidak masalah dan ada baiknya memesan 2 atau 3 hari sebelum hari H.

Bagi muda-mudi hits milenial yang berkunjung ke Samalona salah satu kegiatan yang paling menarik selain berenang dan floating-floating di pantai adalah snorkeling. Beberapa spot snorkeling sangat bagus di sekitar Pulau Samalona. Di sebelah utara spotnya sangat indah dengan kehadiran anemone yang menjadi rumah bagi ikan badut. Karang berwarna warni yang menjadi habitat bagi ikan yang berwarna-warni pula akan memukau bagi siapapun yang snorkling di spot tersebut. Di sebelah barat juga menjadi habitat karang warna-warni dengan ikan karang yang berwarna warni pula, dengan kedalaman 3 meter dari permukaan air pemandangan memukau ini nyata terpampang di depan mata. Kehadiran bintang laut yang berwarna biru terang menjadi daya tarik tambahan untuk para pencinta snorkeling.

Waktu terbaik berkunjung ke Pulau Samalona adalah ketika langit sedang cerah-cerahnya, karena langit yang cerah tanpa awan akan sangat berpengaruh terhadap kualitas foto. Selain itu langit yang cerah berpengaruh juga pada saat snorkeling. Intensitas cahaya yang bagus akan menambah kualitas penglihatan kita terhadap terumbu karang di bawah laut. Semakin terang cahaya semakin bagus intensitas cahaya yang masuk ke dalam laut, sehingga visualisasi bawah laut semakin bagus. Bonus bagi kalian yang akan menginap, jika matahari bersinar cerah, maka langit akan bersih dari awan sehingga ketika senja menjelang, langit akan menjadi jingga, membiaskan sinar keemasan pada air laut. Ketika malam tiba sembari menikmati segelas kopi sambil bercerita atau bermain gitar bersama teman-teman, kalian akan disuguhi pemandangan langit malam yang bertaburan bintang berkilauan. Selain itu kerlap-kerlip lampu dari kejauhan Kota Makassar semakin mendramatisir suasana dan terasa sangat romantic bagi kalian yang memiliki pasangan halal.

Jadi bagi kalian yang memilih Pulau Samalona sebagai alternative liburan kalian di era new normal ini sangatlah tepat dan saya jamin kalian akan puas. Apalagi sekarang ini langit lagi cerah-cerahnya dan asyik banget buat main di pantai. Tetapi jangan lupa untuk mematuhi protokol kesehatan, pakai masker dan selalu cuci tangan menggunakan sabun dengan air mengalir, jangan lupa baju diganti dan langsung mandi ketika sampai di rumah. Sampah jangan dibiarkan berserakan jika tidak bisa dibawa pulang sebaiknya dikumpul di salah satu tempat. Selamat melepas penat dan stress. Semoga kian semangat menjalani kehidupan new normal ini untuk hidup yang lebih baik. Liburan bisa meningkatkan sistem imun sehingga bisa terhindar dari virus.

Sabtu, 01 Agustus 2020

Travelmate Cantik Saya Sejak 2014 hingga 2020

Yah namanya traveling, kadang gak asik jika liburan sendiri, meskipun banyak juga yang suka melakukan solo traveling. Tetapi bagi saya pribadi, traveling tak akan seru jika tanpa adanya teman berbagi cerita, berbagi canda dan tawa saat traveling. Kehadiran beberapa teman wanita dalam setiap perjalanan menambah seru dalam cerita perjalanan menjelajah beberapa tempat keren di negeri ini. Dengan karakter yang berbeda-beda dari mereka menjadikan setiap trip ataupun traveling saya menjadi semakin berwarna. mulai dari yang paling simpel hingga yang semua-muanya harus perfect dan on dari segala posisi pengambilan foto. Berikut beberapa travelmate cantik yang menjadi partner trip sejak 2014 hingga sekarang. namun bukan berarti cuma mereka berlima saja travelmate perempuan saya, masih ada beberapa yang takkalah seru ketika jalan bareng dengan mereka.
1.   Aswaliaty Anwar Lape
Ibu kost, begitulah kami memanggilnya. Logis ala-ala ibu kost yang mengayomi anak kostnya membuat kami menggelarinya Ibu Kost. Si tangguh ini menjadi travelmate saya sejak saya dan beberapa teman lainnya suka jalan-jalan ketika akhir pekan. Karakternya yang tomboy, membuatnya tak pernah mengenal takut ketika diajak menjelajah tempat-tempat baru. Tak pernah menolak jika diajak mengeksplore spot baru yang ditemukan oleh spot hunter kami. Tak pernah ribet setiap akan dijemput, dan pasti sudah selalu siap dan sedia, tinggal naik diatas kendaraan saja. Selalu on time dan tak pernah banyak neko-nekonya seperti gadis kebanyakan pada masanya. Soal makanan dia bukan tipe yang suka memilih-milih, yang penting halal dan bisa mengganjal perut dari rasa lapar, diajak berlapar-laparan pun jadi, yang penting lapar-laparan karena ada alasannya. Hijabnya bukan alasannnya untuk menolak ajakan kami setiap diajak ngetrip, atau bahkan sekedar nongkrong tengah malam di KFC. Zaman 2014, ketika kami-kami masih pengangguran, dan dia Alhamdulillah sudah bekerja di perusahaan swasta ternama di Makassar, tak jarang dia mentraktir kami, atau menjadi penyelamat atas kekurangan dana kami ketika keluar daerah, misalnya kekurangan dana untuk bensin. Selain itu stok kacamata unisexnya yang berlimpah senantiasa menyelamatkan kami dari ekspresi muka mengkerut saat berfoto di pantai. Tak terhitung spot yang saya eksplore bersama wanita Enrekang Duri ini, deretan Pantai Eksotis Bulukumba, Air Terjun Lacolla Maros, Pulau Samalona dan Pulau Kodingareng Keke Makassar, Pulau Sanrobengi Takalar, Pantai PunagaTakalar, Taman Batu Karts Rammang-Rammang Maros, Tanah Toraja dan Enrekang. Trip terakhir bersamanya adalah rangkaian trip Tanah Toraja dan Enrekang. Saat ini sudah mengurangi jam terbang di dunia per-trip-an bersama kami, tetapi trip bersama keluarganya masih sering, apalagi Queen si buah hatinya yang kayaknya mengikuti jejak ibunya yang suka jalan-jalan. Alhamdulillah saat ini Asty semakin mantap dalam perjalanan hijrahnya kearah yang lebih baik. Rindu ngetrip bersamanya, semoga suatu saat bisa bersilaturahmi bersamanya, entah itu Family Trip atau apalah namanya. Terima kasih Ibu Kost, terima kasih Asty atas semua cerita yang pernah engkau hadirkan, atas segala kebaikanmu. Semoga Allah senantiasa memurahkan rezekimu, memberimu kesehatan dan senantiasa dilancarkan urusanmu bersama keluarga kecilmu. Semoga senantiasa dan selalu istiqamah yah ibu kost.
2.   Mely
Soal bendahara dan hitungan duit patungan saat ngetrip, serahkan pada Mely. Si jago hitung ini andalannya kalo ada budget yang akan dibagi rata, semua rata satu sama lainnya tanpa ada ketimpangan. Tak jauh beda dengan Asty, Mely juga tomboy, hijabers, tapi yang menjadi pembeda adalah Mely masih mengenal sedikit istilah pamali, kalau Asty mah dibabat habis. Mely itu setiap trip, diperjalanan kita tidak pernah berhenti mengunyah, karena setiap sebelum berangkat pasti dia sibuk masak-masak sendiri di rumahnya sebelum berangkat, masaknya tidak tanggung-tanggung, pasti banyak sudah dihitung porsinya Achi, porsinya Echa, porsinya Kamal dan lain-lain, pokoknya soal hitung-hitungan dia jagonya. Mely itu jiwa ibu-ibunya besar banget, setiap ngetrip,tak henti-hentinya diingatkan ini itu, diingatkan hati-hati, diingatkan makan dan paling utama soal sampah, pokoknya Mely itu serasa bagai ibu kami jika ngetrip. beruntung banget si KEPT yang mendapatkannya. Gara-gara ngetrip ke Air Terjun Parangloe, yang saat itu doi cantik sendiri, diam-diam dilirik oleh si KEPT, dan berawal dari itu hubungan mereka intens sampai memutuskan taaruf dan Alhamdulillah sekarang sudah bahagia dengan buah hati hasil pernikahannya dengan KEPT, alias Kurniawan Eka Putra Tufail as known as Wawan Gambar. Pada zamannya, ketika ada trip yang Mely dan Asty ikut sudah kelar hidup kami, satu ibu-ibu yang super perhatian pada anak-anaknya, satunya lagi ibu kost yang cuek pada anak-anaknya tak pernah melarang ini dan itu, dan pada akhir trip kadang ditraktir makan-makan olehnya. Setiap ngetrip perempuan berdarah Toraja ini tidak pernah ribet dengan kotak make-up nya yang berisi lipstik, bedak, pensil alis dan barang-barang aneh lainnya, dia hanya selalu ditemani oleh kotak mukena yang dibawanya kemana-mana setiap ngetrip, setipe dan persis dengan Asty. Mereka berdua klub anti make-up2an ketika ngetrip, mereka pasukan tak takut belang dan hitam ketika ke pantai. Asty dan Mely itu bak pinang dibelah dua karakternya pada saat ngetrip, tak pernah menyusahkan kami para teman cowoknya. Jilbab sederhana senantiasa menjadi pelengkap penutup auratnya ketika ngetrip bersama kami. Tempat-tempat yang sempat kami eksplore bersama Mely, seperti Air Terjun Parangloe Gowa, Deretan Pantai Eksotis Bulukumba, Taman Batu Karts Rammang-Rammang Maros, Pantai Punaga Takalar, dan Pulau Samalona Makassar. Kini Mely memilih jalan untuk semakin mendekatkan diri dengan Allah SWT, kesibukannya dengan Maryam putri kecilnya dengan Mr KEPT ditambah dengan usaha yang dijalankannya membuat namanya semakin meredup dari hiruk pikuk dunia per-trip-an bersama saya. Semoga Mely sekeluarga senantiasa istiqamah, dimurahkan rezekinya, dilancarkan usaha dan segala urusannya, senantiasa diberi kesehatan dan selalu dalam lindungan Allah SWT.
3.   Novelly Mitha Kambuno
Nah jika ada awards manusia paling ribet saat ngetrip, secara langsung wanita Banjar Toraja ini akan melenggang manja ke podium kemenangan. Sesembaknya ini adalah travel mate terempong yang saya miliki, dari zaman belum booming dan ramai istilah my trip my adventure, traveling dan backpacker, saya dan dia sudah sering bepergian kemana-mana dengan beberapa teman lain, kami menamakan diri sebagai team holiday atau jenkhol alias jenk-jenk holiday walaupun beberapa diantaranya laki-laki. Walaupu ribet, rempong, rusuh dan riweh tetapi karena sejak 2009 sampai 2020 sudah sering jalan-jalan bareng jadi gak kapok dan sudag bukan msalah yang membuat mata terbelalak sambil nutup mulut. Beberapa spot kece pernah kami berdua sambangi bersama, sebut saja Bali, Bulukumba,  Labuan Bajo dan Sumba. Dua spot andalan Nusa Tenggara Timur Labuan Bajo dan Sumba yang kami sambangi berdua membuat seluruh mata dan perhatian netizen tertuju kepada kami, iklan Miss Indonesia “semua mata tertuju padamu” lewat. Bahkan emosi tenaga dan pikiran netizen terkuras habis membahas kegilaan kami berdua. Hahahahaha. Mitha itu sebenarnya gak ribet-ribet amet ketika perutnya terisi, tetapi jika cacing-cacing di perutnya mulai berdansa, menari dan bernyanyi, kamu yang disampingnya harus waspada, karena dia rese kalau lapar. Hahahahha. Soal kosmetik, setiap saat harus on, lipstick, merah pipi, mascara, alis harus on dalam setiap kondisi dan senantiasa cetar saat difoto. Makanya jangan heran jika tas ajaibnya berisi lipstick, cermin, mascara, pensil alis dan pondation ikut kemana-kemana bahkan ketika kita pun akan berenang. Karena foto harus senantiasa diulang jika lipstick tidak on. Soal makanan harus higienis, terpapar virus kehidupan ibukota Je Ka Dah, dikit-dikit harus higienis. Si ratu kopi ini, kemana-mana harus minum kopi, jadi ingat emak saya yang hidup tak lengkap tanpa kopi dalam sehari. Mbaknya ini setiap pulang kampung ke Makassar pasti minta diajak ngetrip, dan pasti doi yang menangkis 80 persennya. Makan, nurut aja sama pilihannya, pilihan makanannya sederhana yang penting higienis. Si ratu oleh-oleh yang selalu bawain barang branded ini sebenarnya kadang moody, apalagi kalau tanggal merah ala ciwi-ciwi waspadalah, cukup satu macam saja. Sudah lama kami tak ngetrip bareng, rencana kami tahun 2019 ke Tarakan sama-sama namun batal karena tidak menemukan waktu yang cocok dan duit saya keburu habis, kalao duit dia mah gak ada habisnya, nraktir saya ke Raja Ampat aja cukup dan gak goyang saldo tabungannya. Hahahaha. Anywei seribet, serempong, serusuh dan seriwehnya dia, dia adalah travel mate yang asyik, selama kamu satu frekuensi dengan dia pasti asyik dengannya. Semoga kita segera ngetrip bareng yah mbaknya.
4.   Nurfaisah Arsal
Salah satu travelmate cewek yang kehadirannya memberikan warna dalam lika-liku perjalanan ngetrip saya. Icha Fai, mengingat dan menyebut namanya saja sudah membuatku gigit bibir menahan tawa, takutnya emakku kaget, karena ini mengetiknya tengah malam. Ngetrip bareng wanita Bugis-Makassar ini gak bakalan ada diamnya, gigi dijamin kering karena ketawa melulu. Pelawak bukan, komika bukan, tapi gak tahu setiap ucapan yang keluar dari mulutnya pasti lucu dan bikin ngakak. Hal yang paling lucu dan tidak saya lupa adalah uraian arti namanya, sebenarnya gak ada yang aneh, tapi caranya ngomong yang membuat semuanya menjadi lucu. Beberapa spot pernah menjadi saksi kelucuannya, diantaranya Bulukumba, Erekang, Toraja, dan Jeneponto. Karena kelucuannya saya menamainya On, biar kerenan dikit daripada memanggilnya oon. On sebenarnya susah-susah gampang kalau diajak ngetrip, karena jadwal makannya teratur, pukul 8 pagi harus sarapan, pukul 12 siang harus lunch, dan pukul 7 malam harus makan malam. Enaknya itu dia suka milih makan banyak dan tidak dihabiskan, jadilah kami team bersih-bersih dengan dalih gak boleh mubadzir yang kekenyangan, soal ngeluarin duit, dompetnya sudah ketumpahan minyak kelapa, licin banget keluarnya. Walaupun dia tidak tomboy, tapi dia bukan tipe perempuan yang ribet dengan peralatan kosmetiknya, soal mandi siram, gosok, bilas yah sudah, alias bukan jajaran perempuan yang mandinya 47 menit. Salah satu kelebihannya yang sangat wow adalah bisa dijadikan sopir ganti ketika sopir utama lelah. Sepak terjangnya di dunia pertripan tak lagi seriuhrendah ketika dirinya masih lajang dan oon. Semenjak dipersunting oleh lelaki berhijrah diapun mengikuti jejak imamnya, tingginya jam terbangnya di perusahan swasta ternama di Makassar serta kelucuan jagoan kecilnya membuatnya memilih mengundurkan diri dari dunia bersenang-senang bersama kami, dan lebih memilih bercengkrama bersama keluarganya. Keep istiqamah yah Cha, semoga segera akan tiba timing yang tepat kita bisa bersilaturahmi dengan kalem sambil belajar bersama tentang agama. Yah itulah Icha dengan kelebihannya yang akan selalu saya kenang, yang kebaikannya tak pernah pudar. Hanya saja Oon-nya mulai memudar setelah hatinya menambatkan seorang pangeran yang tepat. Namamu selalu saya sebut dalam doa-doa baikku On. Miss you On.
5.   Khumaerah Herawati 
Kepala suku, yah begitulah saya menggelarinya. Wanita tangguh dalam segala urusan bisnis yang saya kenal di Labengki ini sangat supel dan mudah berbaur dalam setiap pergaulan. Tak mengherankan jika temannya banyak dan ada dimana-mana di seantero negeri ini. Walaupun selalu didapuk menjadi leader pada setiap trip (sehingga saya gelari kepala suku), tetapi tak pernah malu untuk bertanya, kadang nanya dan mintanya masukan pada saya, padahal jam terbangnya dalam urusan mengorganisir peserta trip jauh lebih tinggi dibanding saya. Umumnya hijabers yang memiliki hobi jalan-jalan, Rara ini kadang-kadangan, kadang simpel, cukup dengan kaos longgar yang dipadukan dengan manset dan celana kargo serta jilbab pasang, kadang juga cetar, secetar Syahrini yang segala-galanya dan dari setiap sudut serba on. 4 kali trip bersamanya, dan selalu menjadi tempat curahan dari segala unek-uneknya dari yang ngakak sampai sesenggukan membuatku agak banyak tahu tentangnya. Si gembul yang peralatan travelinya hampir seluruhnya berwarna ungu ini sudah menjejaki hampir seluruh spot keceh negeri ini. Kebaikannya membuat dua mimpiku yang sempat kukubur kini telah terwujud, Pulau Lanjukang pulau terluar kota Makassar dan Pulau Cangke pulau cinta sejati Abu Maedah di Pangkep. Rara itu orangnya kuat dalam urusan mengatur trip, kuat dalam artian perpaduan antara kegigihan, keberanian dan kesabaran dalam mengatur jalannya trip dari A sampai Z. Walaupun dia seorang perempuan, tetapi saya mengaku soal kesabaran, saya cuma remahan rengginang jika disandingkan dengannya. Sekuat-kuatnya menjadi kepala suku, tetapi kadang jika hati sudah berbicara jadinya melaw lebih slaw dari Melly Goeslaw. Rara seorang travelmate yang sangat keren dan tangguh, dirinya terlahir sebagai leader yang senantiasa menjadi terdepan dalam setiap trip. Sebut saja Trip Kepulauan Sombori dan Kepulauan Labengki, Trip Pulau Lanjukang, Trip Pulau Cangke, serta Trip Pulau Samalona KoKeke. Sifatnya yang ramah, murah senyum yang senyumnya kadang dimanis-manisin kalau bertemu dengan lelaki ketjeh, suka menolong dan tidak memilih-milih teman membuat wanita Makassar ini disenangi banyak orang. Tak satupun traveler ketjeh di Kota Makassar yang bukan temannya, salut padamu Ra. Trip bareng sesegera mungkin yah. Love from your uncle, semoga cepat nemu yang dicari.